Jayapura, Jubi – Ada salah satu tempat pemancingan yang selalu dipenuhi warga di Kota Jayapura, Provinsi Papua. Tempat itu berada di areal Danau Sentani di Dermaga Waena, tepatnya di belakang terminal taksi Sentani- Abepura, yang setiap hari ramai dikunjungi warga untuk memancing ikan mujair, ikan lohan, dan ikan gastor.
Selain tempat pemancingan tersebut tidak mengeluarkan biaya alias gratis, para pemancing pun dimanjakan matanya oleh pemandangan yang indah.
Simson (29), warga yang sering memancing di Dermaga Waena mengatakan setiap hari banyak warga yang datang memancing di situ. Menurutnya memancing di Dermaga Waena tidak dipungut bayaran, karena itu setiap hari, dari pagi sampai sore, bahkan hingga malam, pemancing ramai melempar kail. Ikan yang paling banyak dipancing warga itu ikan mujair.
Selain di tempat itu banyak ikannya, Dermaga Waena juga memiliki pemandangan yang indah.
“Ia kami sudah mancing di tempat ini dari lama [bahkan] sebelum dibangun dermaganya, setiap hari ramai sampai kami mancing itu duduk berdekatan karena tempat full, kalau yang datang tempo dapat tempat yang bagus. Kadang ada yang datang su trada tempat,” kata Simon saat ditemui Jubi sambil memancing di Dermaga Waena, Kota Jayapura pada Senin (15/04/2024).
Kata Simon, umpan yang mereka gunakan umumnya beli sendiri atau cari. “Kalau mau mancing ikan mujair berarti umpannya kami gunakan lumut karena mujair lebih suka lumut dari pada cacing tanah. Kalau mancing pakai cacing tanah nanti ikan lohan sama gastor yang makan pancing kami, mujair tidak,” katanya.
Ada pula Pleto (20), seorang pemuda yang tinggal di Padang Bulan, ‘pelanggan tetap’ mancing di tempat itu. Ia juga mengatakan ikan memang selalu banyak. Namun selain itu, pengunjung yang biasa datang dari kawasan Waena, Padang Bulan, Abepura, Expo, dan dari Sentani itu sambil memancing juga dapat menikmati keindahan matahari terbenam di Danau Sentani. Sehingga tak sedikit pemancing mania yang datang membawa keluarga sekalian hiburan menikmati keindahan danau.
“Tong bisa mancing sambil menikmati pemandangan Danau Sentani, apalagi pada sore hari menikmati sunset turun di danau. Ada yang biasa datang dengan anak istrinya dan di sini kita juga sudah baku kenal yang biasa datang mancing di sini,” ujarnya.
Menurutnya kebanyakan warga pemancing berharap bisa mendapat ikan mujair daripada lohan dan gaston. Umpan lumut dan cacing tanah biasa dijual masing-masing Rp10 ribu, tetapi ada juga yang mengambil dan menyiapkan umpan sendiri.
Hasil memancing menurut Pleto biasa dijual atau sekadar untuk makan sehari-hari. “Biasa ada yang dapat banyak dan juga sedikit tergantung umpannya juga, tapi pasti tong selalu pulang bawa ikan,” katanya.
Spot favorit Pleto agar dapat hasil pancing yang banyak biasanya saat mancing di muara kali. Di tempat tersebut menurutnya ‘ikan makan rame’ sehingga ia dengan warga lain lebih banyak duduk mancing di muara kali itu.
Di areal pemancingan juga ada satu warung kopi. “Kalau mancing sampai lapar kita juga bisa pesan secangkir kopi dan makanan, kita pesan nanti ibunya antar langsung ke tempat, mau sore siang pasti ramai saja, orang banyak,” ujarnya.
Rifal (30), warga lain yang ditemui Jubi di tempat itu mengatakan pengunjung yang datang memancing mulai dari orang dewasa, ibu-ibu, sampai anak-anak. Setiap hari orang banyak datang memancing, apalagi saat-saat liburan, seperti liburan lebaran yang baru lalu.
“Tempatnya juga tidak jauh, mudah dijangkau bisa jalan kaki tapi juga bisa menggunakan mobil bahkan motor,” katanya.
“Saya biasa datang mancing dengan anak saya, dia punya alat pancing sendiri, saya juga punya sendiri, saya tinggal di Kamkey tapi saya sering datang mancing di sini. Saya lebih suka mancing ikan mujair daripada lohan dan gaston, tapi apapun itu ikan yang tong dapat tetap bersyukur saja, itu berkat,” katanya.(*)
Discussion about this post