Jayapura. Jubi – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua atau KPw BI Papua berjanji akan terus mengembangkan dan mendampingi UMKM di Papua khususnya pertanian dan perikanan.
Hal itu disampaikan Kepala KPw BI Papua, Faturachman menjawab program tahun 2025 BI untuk UMKM Papua pada Bincang-bincang Media di Ruang Rapat Cartenz Lantai 2 – Kantor Perwakilan BI Prov. Papua, Kota Jayapura, Papua, Kamis (19/12/2024).
“Jadi kelompok tani ataupun kelompok nelayan yang sudah kami dampingi akan kami dampingi pada 2025 juga. Kami mengembangkan itu tidak one shot ya, kami memberikan, kami tinggal, tidak seperti itu,” katanya.
Faturachman menuturkan Bank Indonesia berfokus pada UMKM yang mendukung pengendalian inflasi, khususnya bidang hortikultura yang terdiri dari aneka cabai, bawang merah, bawang putih, kangkung, tomat, dan juga komoditas lainnya.
Selain itu, BI Papua juga mendukung komoditas kopi Papua. Menurutnya UMKM Kopi dapat menciptakan lapangan kerja bukan sektor pertanian, tetapi sektor lainnya. “Ada sektor pengolahannya, roastery-nya, maupun di sektor akomodasi makanan minuman,” katanya.
Lebih lanjut Fatur mengatakan ada pula pengembangan kopi dan juga kakao yang kedepannya akan tingkatkan lagi pada 2025. Menurutnya, kopi dan kakao memiliki potensi ekspor untuk menciptakan lapangan kerja. “Bukan hanya pertanian, tapi juga sektor lainnya seperti sektor pengolahan, roastery-nya, maupun di sektor akomodasi makanan dan minuman,” tuturnya.
Melalui Festival Kopi, kata Fatur, salah satu bentuk pendampingan BI untuk mempromosikan kopi Papua. Kopi Papua direncanakan untuk ikut berpartisipasi pada pameran kopi dunia. Menurutnya, itu menjadi peluang untuk komunitas kopi Papua untuk jangka panjang pendampingan.
“Kami ada beberapa trade promotion yang diatur oleh kantor pusat, dimana Kopi Papua nanti 2025 insya Allah akan punya kesempatan untuk ikut bisnis matching maupun trade promotion di pasaran dunia pada World of Coffee 2025 di Indonesia yang menjadi tuan rumah,” katanya.
Selain bidang pertanian, Bank Indonesia juga membantu kelompok nelayan Aruna di Biak dengan melatih penggunaan alat digital ‘Fish Finder’. Asisten Manajer pada Tim Implementasi KEKDA KPw BI Papua, Reyhan Ardi Raditya, menjelaskan pelatihan penggunaan alat bantu navigasi itu dapat mengefisienkan waktu nelayan melaut.
Menurut Reyhan kendala yang dihadapi nelayan masih melaut secara manual tanpa navigasi yang bergantung pada faktor cuaca dan angin. Jadi, nelayan membutuhkan waktu lebih lama karena hilang arah (lost track).
“Pelatihan penggunaan alat navigasi itu harapannya bisa membantu efektifitas kelancaran nelayan dalam melaut. Misal tanpa alat navigasi itu kita butuh waktu sekitar 2 hari untuk melaut, tapi dengan alat navigasi itu kan sudah jelas ke track itu bisa mengurangi waktu melaut dan mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. Penggunaan bahan bakar juga lebih hemat,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!