Jayapura, Jubi – Kondisi terminal angkutan kota atau angkot di Pasar Induk Regional Youtefa sangat memprihatinkan. Padahal Pasar Induk Regional Youtefa merupakan pasar tradisional terbesar di Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Terminal angkutan kota di Pasar Youtefa lama tersebut sejak awal dibangun sama sekali tidak pernah direnovasi atau dilakukan peremajaan. Jika musim hujan kawasan terminal kerap terendam banjir. Bahkan di beberapa lokasi juga masih digenangi air. Sampah juga berserakan di mana-mana.
Fasilitas terminal juga tidak terawat dan bagaikan bangunan yang ditinggalkan pemiliknya. Tempat tunggu penumpang tidak nyaman dan tidak ada toilet umum layaknya terminal angkot. Kendaraan yang terparkir juga tidak rapi dan tempat sopir beristirahat kurang nyaman.
Salah satu lokasi tempat angkot Jurusan Arso menunggu penumpang di terminal itu terlihat selalu tergenang air, meski tidak sedang musim hujan.
Saiun, 38 tahun, sopir angkot Jurusan Arso 12, 9, 3, 4, dan 5 mengatakan jika hujan lebat turun kawan terminal itu bisa terendam air hingga ketinggian satu meter. Jika cuaca panas berhari-hari pun kawasan itu terendam air hingga ketinggian 30 cm.
Menurutnya Saiun dulu banyak angkot yang masuk ke terminal tersebut. Tapi karena kondisi terminal yang kurang kondusif akhirnya satu-persatu sopir tidak betah dan tidak mau lagi membawa angkotnya masuk terminal.
“Jadinya hanya ada tiga angkot saja yang bertahan sampai sekarang. Kita mau timbun sendiri tapi cuma bertiga saja, mana cukup uangnya,” kata Saiun ketika ditemui Jubi, Senin (11/9/2023).
Dengan kondisi terminal seperti itu, penumpang pun menjadi sepi. Meski hanya tinggal tiga angkot sopir harus menunggu penumpang berjam-jam. “Kadang cuma dapat dua penumpang, kalau mau tunggu sampai penuh bisa sampai tiga jam,” katanya.
Sudahlah lama menunggu penumpang, tempat sopir beristirahat juga kurang memadai. “Jika cuaca lagi cerah kita kepanasan,” ujarnya.
Meski menempati fasilitas terminal yang buruk, sopir tetap membayar retribusi kepada petugas sebesar Rp2 ribu setiap masuk terminal.
Sebenarnya, kata Saiun, Pemerintah Kota Jayapura sudah memberikan lokasi terminal yang baru di Pasar Regional Youtefa yang baru di dekat Kantor Dinas Otonom Jayapura. Jaraknya sekitar 1,5 km dari lokasi terminal lama.
“Tapi lahan parkirnya sempit, tidak ada tempat berteduh untuk sopir, dan tanahnya juga bermasalah,” ujarnya.
Sis, sopir Jurusan Koya juga mengeluhkan hal yang sama. Seingatnya sudah 15 tahun terminal lama tersebut tidak pernah diperbaiki.
“Malah kita yang timbun kolam [genangan air] kalau hujan turun, terutama jalan masuk ke terminal sering kita timbun kalau turun hujan,” ujarnya.
Ia juga menyorot fasilitas tempat tunggu penumpang yang kurang baik dan tidak layak digunakan.
“Padahal kita bayar retribusi terminal, kir, dan izin trayek kita juga bayar setiap enam bulan sekali, masa pemerintah sampai saat ini tidak pernah rehab terminal,” kata Sis.
Pasar Induk Regional Youtefa terletak di Distrik Abepura, Kota Jayapura dan menjadi tujuan utama pembeli untuk berbagai macam kebutuhan sehari-hari, terutama bahan pangan hasil dari ladang, seperti sayur-mayur, buah-buahan, umbi-umbian, daging, dan ikan.(*)