Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi — Pemerintah Swedia mendeklarasikan pandemi Covid-19 di negaranya berakhir dan mencabut sebagian besar aturan pencegahan dengan berbagai alasan. Kebijakan itu tergolog nekat meski telah diperingatkan sejumlah ahli kesehatan.
“Saya bisa katakan pandemi ini sudah berakhir. [Penyakit] ini belum berakhir, tapi ada perubahan cepat dan pembatasan sudah selesai,” ujar Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengre, dikutip CNN Indonesia dari Reuters, Jum’at, (11/2/2022).
Baca juga : Universitas Oxford hentikan uji coba vaksin Covid-19 untuk anak
WHO vaksinasi Covid-19 di Eropa sangat lambat
Protes massa anti vaksinasi di Yunani dibubarkan
Hallengre mengatakan dengan deklarasi ini, Swedia tak lagi menganggap Covid-19 sebagai bahaya bagi masyarakat karena sejumlah alasan. Selain itu Swedia mencabut sebagian besar aturan penanganan Covid-19, seperti tes besar-besaran terhadap warga yang mengalami gejala infeksi virus corona.
Kepala Badan Kesehatan Publik Swedia, Karin Tegmark Wisell, mengatakan bahwa tes Covid-19 besar-besaran tak lagi relevan, apalagi jika melihat kasus belakangan ini didominasi varian Omicron yang bergejala lebih ringan.
Pada Rabu (9/2/2022), misalnya, Swedia melaporkan 15.490 kasus Covid-19 dengan hanya satu kematian berdasarkan data yang dihimpun Worldometer. “Kami sudah mencapai titik di mana biaya dan relevansi tes ini tak lagi bisa dibenarkan,” ujar Tegmark Wisell kepada stasiun televisi nasional SVT.
Ia menyebutkan jika menerapkan menerapkan tes kepada semua yang mengidap Covid-19, berarti biayanya setengah miliar krona atau setara Rp768 miliar setiap pekan dan 2 miliar krona atau Rp3 triliun sebulan.
Berdasarkan perhitungan ini, pemerintah menetapkan bahwa mulai Rabu lalu hanya pekerja medis dan kelompok masyarakat rentan saja yang bakal mendapatkan tes PCR gratis jika mengalami gejala Covid-19. Sedangkan masyarakat lain hanya diminta untuk isolasi mandiri jika mengalami gejala seperti Covid-19. Alat tes antigen sebenarnya masih dapat dibeli di swalayan, tapi hasilnya tak akan dilaporkan ke pihak berwenang.
Layanan kesehatan swasta juga masih bisa menggelar tes Covid-19 dan memberikan bukti hasilnya bagi pelaku perjalanan internasional, tapi pemerintah tak akan mengganti biayanya. Di sisi lain, sejumlah pakar kesehatan memperingatkan, ketiadaan pencatatan jumlah kasus akan menyulitkan, apalagi saat ini masih ada 2.200 pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit.
Associated Press melaporkan, tingkat vaksinasi Swedia yang tinggi juga membuat para pejabat kesehatan optimistis. Berdasarkan studi yang dirilis pada Selasa (8/2), 85 persen sampel di Swedia sudah memiliki antibodi.
Pengajar senior di Universitas Sekolah Medis Exeter di Inggris, Bharat Pankhania, mengatakan bahwa kebanyakan warga yang sudah divaksin di Swedia “merupakan populasi yang teredukasi dan berpengetahuan.”
Dengan demikian, populasi yang sudah divaksinasi itu dapat dipercaya untuk mengisolasi mandiri jika mengalami gejala tanpa perlu “tes besar-besaran yang tak berguna. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol
Discussion about this post