Beijing, Jubi – Cina bereaksi mengecam aksi pembakaran kitab suci Al Quran oleh politikus sayap kanan Swedia yang anti-Islam. Negara komunis itu menyatakan kebebasan berbicara tidak boleh dijadikan alasan untuk mendiskriminasi ras atau budaya karena dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
“Cina selalu menentang perilaku esktrem yang menyerang orang-orang berkeyakinan agama berbeda sehingga dapat memicu konflik antarmasyarakat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu, (20/4/2022) kemarin.
Wang berpendapat tak ada satu peradaban di dunia ini yang lebih unggul dari peradaban yang lainnya.
“Kami sangat menentang retorika diskriminatif terhadap agama dan peradaban tertentu,” kata Wang yang mengaku memantau perkembangan insiden pembakaran Al Quran oleh politikus anti-Islam Rasmus Paludan di Swedia tersebut.
Ia menyerukan perbedaan peradaban antarmasyarakat diganti dengan pertukaraan peradaban. Cina berharap Swedia bisa mengambil pelajaran dari masalah ini dan bersungguh-sungguh menghormati keyakinan pemeluk agama Islam dan kelompok minoritas lainnya.
Dalam pernyataanya Cina berharap Swedia melindungi hak dan kepentingan umat Islam dan kelompok minoritas lainnya yang sah dan menyelaraskan antara pernyataan-pernyataan politikus dan otoritas di Swedia tentang penghormatan dan perlindungan kebebasan beragama dengan tindakan yang nyata. (*)
Discussion about this post