Santiago, Jubi – Pemerintah Negara Chile mengumumkan rencana penjatahan air saat menghadapi kekeringan akut. Tercatat negera itu mengalami kekeringan yang memecahkan rekor memasuki tahun ke-13. Kebijakan itu rencana belum pernah terjadi sebelumnya itu akan berlaku untuk ibu kota Santiago, sebuah kota berpenduduk hampir 6 juta jiwa.
“Sebuah kota tidak dapat hidup tanpa air,” kata gubernur wilayah metropolitan kota Santiago Claudio Orrego, dikutip Antara dari Reuters, Senin, (11/4/2022) kemarin
Orrego mengatakan kondisi itu dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 491 tahun sejarah Santiago. “Di mana kita harus bersiap untuk tidak ada cukup air untuk semua orang yang tinggal di sini,” ujar Orrego menambahkan .
Rencana penjatahan air tersebut menampilkan sistem peringatan empat tingkat yang berubah dari hijau menjadi merah dan dimulai dengan pengumuman layanan masyarakat. Pelaksanaan rencana itu dimulai dengan pembatasan tekanan air dan diakhiri dengan pemotongan jatah air secara bergilir hingga 24 jam untuk sekitar 1,7 juta pelanggan.
Sistem peringatan itu didasarkan pada kapasitas sungai Maipo dan Mapocho yang memasok sebagian besar air ke ibu kota Santiago. Kedua sungai itu telah mengalami penurunan permukaan air saat kekeringan terus berlanjut.
Pemerintah Chile memperkirakan bahwa ketersediaan air negara itu telah turun 10 persen menjadi 37 persen selama 30 tahun terakhir dan dapat turun lagi 50 persen di Chile utara dan tengah pada 2060.
Defisit air di sungai, yang diukur dalam liter per detik, akan menentukan apakah pemotongan jatah air akan dilakukan setiap 12 atau 6 atau 4 hari. Dalam setiap kasus, daerah-daerah yang berbeda akan menghadapi pemotongan jatah air setiap hari.
“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kota Santiago memiliki rencana penjatahan air karena parahnya perubahan iklim,” kata Orrego menjelaskan.
Ia berharap warga memahami bahwa perubahan iklim akan tetap ada bukan hanya global, tetapi juga lokal. (*)
Discussion about this post