Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, mendukung bahasa daerah masuk dalam muatan lokal di satuan pendidikan.
“Bahasa lokal sudah bisa dimasukkan dalam muatan lokal. Meningkatkan penutur, sehingga menjaga dan melestarikannya khususnya bahasa Port Numbay,” ujar Ireeuw di SIP Azana Hotel Jayapura, Senin (19/2/2024).
Muatan lokal bahasa daerah khususnya Port Numbay (Kota Jayapura) untuk mencetak generasi berbudaya, bahasa daerah tidak punah dan tetap dilestarikan serta menambah kecintaan terhadap budaya lokal.
“Bagian ini sangat penting, karena anak-anak diajarkan bahasa daerah di sekolah agar mereka terbiasa. Siapapun bisa agar bahasa daerah tetap dilestarikan,” ujarnya.
Muatan lokal bahasa daerah diajarkan sejak dini untuk memahami nilai-nilai budaya dari bangsa Indonesia yang dikenal dengan berbagai jenis ragam kebudayaan.
“Sebagai warga kota dan warga negara yang baik sudah sepantasnya memahami dan melestarikan bahasa daerah supaya menjadi modal bagi anak-anak kita untuk ke depan menjadi penutur aktif,” ujarnya.
Widya Bahasa di Balai Bahasa Papua, Antonius Maturbongs, mengatakan bahasa daerah masuk sebagai muatan lokal di setiap satuan pendidikan agar tidak punah, sehingga menjadi alat komunikasi sehari-hari.
“Anak-anak sekarang sudah sangat jarang ditemui menggunakan bahasa daerah, baik dalam keluarganya maupun dalam lingkungan masyarakat. Artinya, bahasa daerah bukan lagi kebutuhan. Untuk itu Bahasa daerah perlu diangkat kembali, salah satunya melalui proses belajar mengajar di sekolah,” ujarnya.
Pembelajaran muatan lokal di setiap satuan pendidikan baik satuan pendidikan dasar mulai dari sekolah dasar atau SD, sekolah menengah pertama atau SMP, sekolah menengah atas atau SMA untuk bagaimana bahasa daerah yang ada di Kota Jayapura ini diajarkan.
“Yang mengajar bisa tokoh masyarakat, toko adat, toko pemuda yang betul-betul paham dengan bahasa daerah atau guru-guru yang sudah pensiun bisa dikontrak kembali oleh Dinas Pendidikan untuk mengajarkan bahasa daerah sebagai muatan lokal di pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi,” ujarnya. (*)
Discussion about this post