Sentani, Jubi – Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura di berbagai toko, mal, dan Pasar Baru Sentani, menemukan adanya kenaikan harga sepihak oleh distributor minyak goreng bersubsidi di Pasar Baru Sentani.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi, yang juga sebagai Koordinator Sidak Tim 1 mengatakan pihaknya mendapati secara keseluruhan untuk harga bahan pokok tidak stabil, khususnya harga minyak goreng bersubsidi yaitu Minyak Kita yang harga dasarnya Rp 14 ribu naik menjadi Rp 16 ribu.
Kenaikan harga tersebut tidak hanya pada pedagang eceran saja, tetapi juga pada distributornya.
“Pada sidak lalu menjelang Natal dan Tahun Baru, harga ini tidak berubah, kita intervensi dan tetapkan menjadi 15 ribu rupiah, ini malah naik seribu rupiah,” ujar sekda di Sentani usai pelaksanaan sidak, Selasa (7/3/2013).
Dikatakan, sidak kali ini tidak hanya memastikan harga bahan pokok saja, tetapi juga fasilitas layanan lain yang tersedia di pasar, seperti tempat penampungan sampah, fasilitas pengangkutnya, dan petugas yang membersihkan sampah. Adanya tumpukan sampah dari depan pasar hingga bagian belakang, bukti bahwa pelayanan tidak berjalan dengan baik di Pasar Baru Sentani.
“Waktu sidak, ada pedagang juga yang melapor bahwa harga tomat, cabe, dan sayur mengalami kenaikan. Sejauh ini, dinas terkait tidak pernah melaporkan kondisi riil di pasar, khususnya harga bahan pokok,” tegas Hikoyabi.
Mirisnya, kata Hikoyabi, sejumlah bahan pokok yang dijual di Pasar Baru ini adalah hasil-hasil pertanian dari daerah lain yang dibawa ke sini untuk dijual.
“Rica, tomat, dan bawang kabarnya dari Arso, sayur-mayur dari Koya. Lalu bagaimana kita mau intervensi harga kalau bahannya dari luar daerah ini. Yang lalu, kita punya beras besum, sekarang sudah tidak beroperasi lagi, perputaran ekonomi akan berjalan di tempat dan bahkan bisa menurun. Dari minyak goreng yang tinggi harga jualnya akan berdampak kepada makanan yang lain seperti tahu, tempe, dan pisang goreng, serta bahan-bahan bumbu lainnya,” katanya.
“Dinas teknis seharusnya setiap hari memberitahukan jumlah harga di pasaran, setiap hari dipublikasikan melalui media. Setiap pagi dibacakan di radio tentang harga-harga bahan pokok di pasar, sehingga semua orang tahu dan ketika ke pasar, tidak ada yang main-main dengan harga jual,” sambungnya.
Ia juga meminta agar sampah di Pasar Baru ditangani dengan serius. Pembersihan sampah dilakukan rutin setiap hari, karena aktivitas pasar sejak pagi hingga sore.
“Kita punya alat berat, fasilitas pengangkut ada. Setiap sampah dipilah, mana yang bisa didaur ulang dan mana yang akan dibawa hingga ke TPA untuk dimusnahkan. Reduce, reuse, dan recycle itu dilaksanakan. Sampah bisa menumpuk seperti di Pasar Baru dari depan hingga ke belakang, kesannya kurang baik,” katanya. (*)