Jayapura, Jubi – Republik Kiribati, sebuah negara yang terdiri dari 33 atol, kini sedang berjuang melawan kasus tuberculosis (TB) yang melanda negara yang merdeka dari Inggris pada 1979. Salah satu tingkat TB tertinggi di Pasifik yang mencatat lebih dari 400 kasus baru penyakit menular setiap tahunnya.
“Fasilitas baru untuk merawat ratusan orang Kiribati yang menderita tuberkulosis (TB) – telah dibuka di Rumah Sakit Pusat Tungaru di Tarawa,” demikian laporan dari https://www.rnz.co.nz yang dikutip Jubi.id, Kamis (2/3/2023).
Negara ini juga telah mencatat sebanyak 15 kasus TB yang resistan terhadap obat sejak kasus pertama terdeteksi pada tahun 2006.
Menteri Kesehatan Kiribati, Tinte Itinteang, mengatakan bangsal TB yang baru – yang didanai oleh pemerintah Australia – akan menjadi kunci untuk membantu mereka mengatasi epidemi tersebut.
“Pekerjaan yang kita rayakan hari ini memainkan peran penting dalam strategi kita untuk mengendalikan dan memberantas TB di Kiribati,” kata Dr Itinteang saat upacara pembukaan resmi, pekan lalu.
“Premis ini akan menyediakan bangsal terbuka untuk mengisolasi dan membatasi pergerakan pasien positif TB paru yang rentan. Ini juga termasuk unit isolasi untuk kasus yang resistan terhadap obat,” katanya.
Dia mengatakan seorang anak berusia sembilan tahun adalah pasien TB resistan obat termuda dan terbaru di negara itu, yang pengobatannya selesai pada akhir 2022 dan dipulangkan.
“Keberhasilan pengobatan strain yang kebal obat pada anak ini adalah bukti bahwa kita dapat mengalahkan epidemi TB ini,” katanya.
Pemerintah Australia telah menggelontorkan dana untuk mendukung pelaksanaan program TB nasional Kiribati untuk memberantas penyakit tersebut, melalui berbagai proyek yang ditargetkan selama 16 tahun terakhir.
Beberapa proyek termasuk pendanaan gaji staf TB, perawat pelacakan kontak dan pekerja komunitas DOT (directly observed treatment) atau (pengobatan yang diamati langsung), dukungan teknis untuk program TB, pendanaan program penjangkauan ke pulau terluar terpencil untuk penemuan kasus aktif dan untuk tindak lanjut kasus TB , dan aktif mengidentifikasi kasus di Tarawa Selatan.
“Australia sangat istimewa dan bangga menjadi juara kesehatan masyarakat, khususnya untuk mengatasi tuberkulosis, sesuatu yang kami lakukan di banyak bagian Pasifik,” kata Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, pada serah terima. (*)