Jayapura, Jubi – Direktur LBH Kaki Abu, Leonardo Idji seolah masih tidak percaya kliennya harus dimakamkan di hari yang harusnya diisi dengan ucapan syukur memperingati hari kelahiran pria 35 tahun, yang sudah terbaring kaku dalam peti putih di kuburan umum KM10 Masuk Kota Sorong, Papua Barat.
“Kalau dia masih hidup, mungkin hari ini [8/11/2022] kita bertemu di Lapas untuk berdoa karena ini hari ulang tahunnya,” kata Idji, mengenang kliennya Abraham Mate, yang lahir di kampung Kamat, 8 November 1987 silam.
Mate merupakan sosok yang ceria dan suka bercerita, kata Idji. Keluhan sakit pun tidak keluar dari mulut Mate selama ia ditahan sejak Februari lalu.
“Yang ada malah tertawa…habis sidang itu dia cerita biasa, tertawa-tertawa lah, selama di tahan juga dia tidak pernah mengeluh sakit. Lalu sekitar 9 jam kemudian, kita dapat kabar dia meninggal, itu benar-benar buat kaget,” kenang Idji.
Sebelum meninggal, Abraham Mate berstatus terdakwa dalam kasus penyerangan Posramil Kisor, Maybrat, yang mengakibatkan kematian terhadap empat anggota TNI. Mate bersama Abraham Fetemte dan Melkias Kii dikenakan tiga pasal yakni pasal 340 subsider 338 tentang pembunuhan berencana, pasal 353 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian dan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
Dimakamkan setelah otopsi
Idji menjelaskan, pemakaman kliennya yang meninggal mendadak di dalam penjara Lapas Kota Sorong pada 2 November lalu itu baru dilakukan di hari ke-6 sejak kliennya meninggal karena menunggu dilakukannya tindakan visum dan otopsi jenazah Mate untuk mengetahui penyebab kematiannya.
“Setelah otopsi hari Sabtu-Minggu [5-6/11], akhirnya hari ini, Abraham Mate bisa kami makamkan di kuburan umum KM10 Masuk di Kota Sorong,” kata Leo Idji kepada Jubi.
Idji mengatakan, atas permintaan keluarga, dokter forensik dari Makassar, Sulawesi Selatan pun didatangkan. Otopsi dilakukan oleh Komisaris Polisi (Kompol) DR. dr. Mauluddin Mansyur, SH., MH., M.Kes., Sp.F.
“Otopsi berlangsung sekitar jam 9 atau 10 malam hari Sabtu dan selesai hari Minggu pagi. Dokter bilang ini operasi otopsi terlama yang pernah dilakukannya,” kata Idji mengulang pernyataan dokter.
Berdasarkan keterangan dokter Mauluddin Mansyur, Idji mengatakan otopsi dilakukan di bagian luar dan bagian dalam. Dan, hasil otopsi dijelaskan akan diperiksa di lab Universitas Hasanuddin.
“Untuk bagian dalam itu yang dokter ambil sampel dari organ tubuh seperti hati, jantung, ginjal, usus, dan isi otak. Kalau bagian luar, mereka rontgen,” ujar Idji.
Hasil pemeriksaan lab tentang penyebab kematian Abraham Mate akan segera dipublikasi ketika hasilnya keluar.
“Menurut dokter, hasil lab bisa keluar dalam 3 hari atau paling lama satu minggu. Kalau sudah keluar, keluarga dan tim kuasa hukum akan meminta dokter kembali dan sama-sama keluarkan hasilnya, apa yang sebabkan klien kami meninggal,” kata Leo. (*)