Jayapura, Jubi – UPT. Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih atau Uncen Kota Jayapura, Provinsi Papua akan mendatangkan sekitar seribu benda etnografi Lembah Baliem dari Tracing Patterns Foundation Berkeley, California, Amerika Serikat yang dikoleksi oleh seorang antropolog asal Amerika Serikat, Dr. OW Hampton, pada tahun 1970-1990.
Hal itu disampaikan Kurator Papua, Enrico Yory Kondologit, kepada Jubi saat ditemui di ruang kerjanya di UPT. Museum Loka Budaya Uncen, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Rabu (3/1/2024).
“Kami sudah MoU, sudah tanda tangan dengan Pak Rektor dengan Wakil Rektor IV [bersama Tracing Patterns Foundation] untuk kembalikan [benda etnografi Lembah Baliem],” katanya.
Kondologit mengatakan sekitar seribu koleksi itu akan menambah koleksi di Museum Loka Budaya Uncen, khususnya dari suku-suku yang ada di Lembah Baliem dan sekitarnya.
“Puji Tuhan karena koleksi di Museum Uncen itu sedikit sekali. Koleksi dari Hampton itu luar biasa sekali,” katanya.
Dia mengatakan sejauh ini, Museum Loka Budaya Uncen telah mengoleksi sebanyak 2.500 benda. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.200 berasal dari Asmat yang berasal dari koleksi Michael Clark Rockefeller, anak kelima Gubernur New York era 1959-1973, Nelson Aldrich Rockefeller, yang hilang di Asmat saat melakukan penelitian bersama antropolog lainnya.
Sekitar 1.200 koleksi yang belum sempat dikirimkan ke Amerika Serikat itu kemudian dihibahkan oleh Rockefeller Foundation ke Museum Uncen.
Selain itu, ungkap Kondologit, sedikitnya ada 20 koleksi yang hanya dimiliki oleh Museum Uncen dan tidak dimiliki oleh museum lain di Indonesia.
Koleksi itu adalah patung Mbis dari Asmat yang dengan tinggi 12 meter. Patung yang terbuat dari kayu Mangrove itu, dimiliki oleh sejumlah museum di Indonesia namun tingginya hanya mencapai dua sampai tiga meter.
“Patung Mbis yang dimiliki Museum Uncen itu berusia sekitar 200 tahun, sementara koleksi lainnya mencapai rata-rata berumur 20 sampai 50 tahun<’ katanya.
Kondologit menambahkan Museum Loka Budaya Uncen merupakan satu-satunya museum di Indonesia yang berada di dalam universitas dan berstatus Unit Pelaksana Teknis (UPT). (*)