Jayapura, Jubi – Mahkamah Agung Vanuatu akan menyampaikan putusannya atas permohonan konstitusional yang mendesak. Konstitusi ini untuk meminta keputusan Perdana Menteri, Bob Loughman, untuk membubarkan parlemen, pada 9 September.
Permohonan itu diajukan oleh 27 mantan anggota parlemen oposisi, yang telah mengajukan mosi tidak percaya pada Loughman. Pengajuan ini dilakukan sebelum dia membubarkan parlemen Vanuatu.
Ketua Mahkamah Agung Vanuatu, Vincent Lunabek, mengumumkan setelah empat jam pengajuan dari pengacara untuk kedua belah pihak pada Jumat (2/9/2022) sebagaimana dilansir Vanuatu court will rule on urgent constitutional application next week | RNZ News.
Pengacara anggota parlemen Edward Nalial berusaha meyakinkan pengadilan bahwa keputusan Dewan Menteri untuk menyarankan presiden membubarkan parlemen adalah melanggar hukum.
Lunabek mengatakan kepadanya bahwa dia perlu menunjukkan nasihat ini karena melanggar hukum.
Nalial mengatakan kepada pengadilan bahwa 27 anggota parlemen menyetor mosi tidak percaya dan satu lagi menyerukan sesi luar biasa untuk memperdebatkannya pada 8 Agustus.
Ia mengatakan mosi tersebut dideklarasikan secara berurutan oleh Ketua DPR pada 9 Agustus lalu.
Nalial mengatakan kepada pengadilan bahwa empat hari kemudian, Loughman meminta Ketua DPR untuk menyatakan mosi itu tidak beres. Dia mengatakan ketika Ketua DPR tidak menanggapi Loughman, Dewan Menteri menyarankan Presiden untuk membubarkan parlemen.
Pembubaran ini terjadi kurang dari sehari sebelum parlemen akan bertemu untuk memperdebatkan mosi tidak percaya.
Pengacara Jenderal, Frederick Giru, yang mewakili Negara, meminta pengadilan untuk menolak permohonan konstitusional karena para pengadu gagal membuktikan saran yang diberikan oleh Dewan Menteri kepada Presiden adalah melanggar hukum. (*)