Jayapura, Jubi – Belum ada sinyal kepastian keikutsertaan Provinsi Papua pada hajatan olahraga nasional empat tahunan atau Pekan Olahraga Nasional yang hanya tersisa 158 hari di Pulau Sumatera. Slogan “Torang Bisa!” yang pada tahun 2021 lalu menjadi penyemangat atlet Papua untuk meraih prestasi kini mulai redup terdengar.
Walau sempat menjadi tuan rumah perhelatan PON ke-XX dengan kemegahan dan finis di posisi empat besar untuk pertama kalinya, Provinsi Papua kini justru terancam tak bisa ikut serta di Aceh – Sumatera Utara. Sampai saat ini, kontingen Papua masih menunggu dukungan dari Pemerintah.
Cabang-cabang olahraga dan para atlet Papua belum menjalani pemusatan latihan atau TC secara terpusat. Mereka masih sebatas berlatih secara mandiri.
Persiapan para cabor sudah terbilang terlambat dalam mempersiapkan atlet mereka menuju PON XXI. Periodesasi yang sudah disusun oleh masing-masing cabor jadi berantakan dan tak lagi sesuai jadwal.
Di saat bersamaan, kontingen-kontingen lain sementara sedang mematangkan persiapan mereka untuk tampil di Aceh – Sumatera Utara yang dijadwalkan mulai berlangsung awal September tahun ini. Pelatih tim dayung Papua, Vines Kambay mengaku persiapan atlet mereka sudah tertinggal jauh dari kontingen lainnya. Ia bahkan menyebut persiapan jelang PON XXI ini menjadi yang terburuk bagi kontingen Papua.
“Bukan hanya terlambat, tapi kita sudah sangat ketinggalan jauh sekali. Ini persiapan PON yang paling buruk sekali yang pernah kita jalani, ini yang paling jelek dan kurang perhatian dari Pemerintah ke cabor,” kata Vines kepada awak Jubi, Rabu (3/4/2024).
“Mulai dari Pra-PON kemarin sampai dekat PON XXI ini kita hanya latihan mandiri terus, tapi hanya latihan-latihan dasar seperti daya tahan dan fisik. Tapi untuk yang lain-lain itu harus dijamin dengan vitamin dan gizi yang bagus, itu yang tidak kita rasakan sampai saat ini. Itu yang jadi sebuah kekurangan dalam persiapan kita,” lanjutnya.
Kata Vines, saat ini para atletnya sudah harus masuk pada persiapan khusus untuk kemudian dilanjutkan ke masa pra kompetisi sebelum bertanding.
“Kita sementara ada sekitar 23 atlet yang tetap berlatih setiap hari. Yang atlet masih sekolah latihannya kita kasih keringanan setiap sore dan yang lainnya latihan setiap pagi dan sore,” ujarnya.
Demi Nama Papua
Ia berharap bisa segera ada kepastian dari pemerintah untuk secepatnya mematangkan persiapan, karena waktu sudah semakin singkat menuju PON XXI.
“Kita ini bukan bawa nama pribadi atau nama cabor tapi bawa nama Provinsi Papua. Jadi kita minta bagaimana perhatian serius dari pemerintah untuk olahraga kita ini,” ujarnya.
“Dengan waktu yang singkat ini kita mau sesegera mungkin ada kepastian, biar waktu yang ada ini kita bisa mempersiapkan diri dengan lebih bagus lagi untuk tampil di PON XXI nanti,” tambahnya.
Vines juga tak setuju untuk rencana pengurangan kuota atlet kalau saja kontingen Papua jadi ikut di PON XXI. Ia menilai hal tersebut akan mematahkan asa para atlet yang sudah berusaha dan berjuang dari babak kualifikasi hingga lolos ke PON.
“Kalau untuk mengurangi atlet, sebenarnya tidak usah, semua nomor yang sudah lolos itu biarkan saja mereka tetap ikut. Karena mereka sudah latihan dan berjuang dengan biaya sendiri, latihan mandiri, dan harapannya mereka bisa tampil di PON, kalau bisa mereka semua diberangkatkan,” katanya.
Ia tak mau muluk-muluk dengan situasi saat ini. Intinya, dia optimistis tim dayung Papua akan berjuang semaksimal mungkin untuk mempersembahkan prestasi di PON XXI nanti.
“Kita akan selalu berusaha dan berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk Tanah Papua, bukan cabor dayung atau atas nama pribadi,” ujarnya.
Jangan Bermimpi
Edoardus Apcowo, atlet binaraga Papua yang telah mempersembahkan empat medali emas dalam empat edisi PON secara beruntun mengaku bingung dengan situasi saat ini. Ia kecewa karena belum juga ada kepastian soal persiapan kontingen Papua jelang PON XXI. Terlebih, mereka sama sekali belum menjalani pemusatan latihan secara terpusat.
“Kami juga bingung dengan kondisi ini. Padahal saya sempat baca di sebuah media, dana PON itu sudah disetujui oleh DPR Papua. Kami atlet jadi bertanya-tanya. Kenapa sampai sekarang belum juga ada TC. Ini bukan lagi iven Kejurnas ataupun Pra-PON, tapi ini sudah iven PON,” katanya.
Edo menegaskan kontingen Papua jangan bermimpi untuk mendapatkan hasil terbaik pada PON XXI di Aceh – Sumut jika sampai saat ini persiapan masih jalan di tempat.
“Kita ini sudah terlambat, jadi jangan bermimpi kalau mau mendulang medali di PON nanti. Jangan kasih target. Apalagi pada Pra-PON kemarin itu semua daerah hanya mengejar tiket lolos saja ke PON, mereka akan serius mengincar medali pada saat PON nanti,” ujarnya.
Edo juga menyebut, persiapan kontingen Papua jelang PON XXI ini menjadi yang terburuk sepanjang kariernya sebagai atlet. Ia sebenarnya berharap bisa kembali meraih medali emas pada ajang PON terakhirnya, namun situasi yang dialami kontingen Papua saat ini membuatnya sedikit pesimis.
“Ini adalah persiapan Pra-PON dan PON yang terburuk dalam sejarah kontingen Papua. Kemarin Pra-PON juga tidak ada TC. Harapan saya bisa meraih medali emas lagi di PON XXI, tapi dengan kondisi seperti ini saya tidak bisa bicara banyak soal itu,” katanya.
Cabor Muaythai yang menjadi juara umum pada PON XX tahun 2021 lalu dengan 6 medali emas, 4 perak dan 3 perunggu juga menuntut kepastian nasib kontingen Papua. Sang pelatih, Donny Ayorbaba berharap respons pemerintah Papua. Mereka tak ingin terus digantung dan menunggu sesuatu yang belum ada kepastian.
“Kami sangat berharap, pemerintah provinsi dapat memperhatikan KONI Papua agar tim PON segera dibentuk. Atlet kami juga sudah berlatih intens. Kalau memang tidak ada dana ya buka-bukaan saja, jangan sampai kita terlalu jauh melangkah. Kalau memang tidak ikut PON terus terang saja ke publik bahwa Papua tidak ikut,” kata Donny.
158 hari bukan waktu yang lama untuk mematangkan persiapan. Pemerintah Provinsi Papua harus segera memastikan keikutsertaan atlet mereka. Ini menjadi sebuah ujian, seberapa serius Pemerintah Provinsi Papua mengkampanyekan diri sebagai Provinsi olahraga.
Apakah slogan torang bisa bisa akan terus menggema? . (*)
Discussion about this post