Jayapura, Jubi- Salah seorang pecinta dan fans Persipura, dr Engel Adrian Ansanay, MPH sangat sedih atas klub besar Persipura berjuluk Mutiara Hitam yang sampai sekarang belum ada tanda tanda persiapan skuad ke Liga 2.
“ Jangan sampai tim ini terpuruk dari AFC ke Liga 3 terus terang saya sangat gemas dengan Persipura yang belum melakukan persiapan tim sama sekali,”kata Kabid Pelayanan RSUD Dok II Jayapura itu kepada Jubi.id Minggu (13/8/2023)
Dia menambahkan sangat berharap, tim Mutiara Hitam harus tampil di Liga 2 musim 2023/2024 dan semua fans Persipura sedang menanti kapan skuad diperkenalkan di depan pendukung Persipura. “Terus terang saya tidak tega tim Mutiara Hitam turun ke Liga 3 gara gara gagal ikut kompetisi Liga 2 nanti,”kata paman dari I Nyoman Ansanay yang kini bermain di PSS Sleman.
Hal senada juga dikatakan mantan atlet basket dan juga layar Papua, Janche Aragay dalam akun pribadi facebook yang mengatakan semua orang di Papua mencintai Persipura. “Tapi kenapa yang pemilik klub Persipura dan pemegang saham masa bodoh dan tidak ada tanda tanda untuk Liga 2,”katanya seraya menambahkan hanya “Ayi BTM” yang tahu dan memberikan klarifikasi dan penjelasan.
Sementara itu Ketua Umum Persipura Benhur Tommy Mano mengatakan Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano mengakui hingga hari ini laporan pertanggungjawaban keuangan belum diberikan oleh manajer musim lalu.
“Manajemen Persipura sudah minta laporan keuangan anggaran dari dua sponsor, yakni Bank Papua dan PT Freeport Indonesia, bahkan sudah disurati tapi belum ada jawaban,” kata Tomi Mano kepada pers belum lama ini.
Dia menambahkan, ada syarat manajemen harus penuhi dulu laporan keuangan dari dua sponsor utama Persipura. “Manajemen Persipura dipantau PSSI, kalau kita bisa penuhi laporan keuangan maka kita bisa ikut berkompetisi,itu syaratnya,”kata mantan Wali Kota Jayapura dua periode itu.
Sumber jubi.id menyebutkan selama mengarungi Liga 2 musim 2022 Persipura Jayapura mendapat dukungan dari PT Freeport dan Bank Papua. Kedua sponsor ini akan mengucurkan dana sebesar Rp 9 miliar. Dengan perincian, Rp 4 miliar oleh PT Freeport dan Bank Papua Rp 5 miliar.(*)