Makassar, Jubi – Empat organisasi pers di Sulawesi Selatan atau Sulsel masing-masing Aliansi Jurnalis Independen atau AJI Makassar, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia atau IJTI Sulsel, Pewarta Foto Indonesia atau PFI Makassar, dan Perhimpunan Jurnalis Indonesia atau PJI Sulsel. Keempat organisasi pers ini bersepakat mendorong penguatan peran media dari upaya diskriminasi serta meminimalisir maraknya informasi hoaks yang beredar ke publik.
“Kami berkomitmen menyatukan visi dalam merawat kemerdekaan pers dengan menolak segala bentuk upaya diskriminasi terhadap peran pers dan meminimalisir maraknya informasi hoaks,” kata Ketua AJI Makassar Didit Haryadi disela-sela buka puasa bersama di kafe Red Corner Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (9/4/2023).
Jurnalis Tempo ini menekankan bahwa empat organisasi pers tetap berkomitmen mengawal sejumlah kasus kekerasan pers yang hingga kini masih mengendap atau jalan di tempat meski ditangani aparat penegak hukum.
“Di rezim sekarang perlu kita solid karena banyaknya kasus kekerasan kerap menimpa teman-teman jurnalis, impunitas, dan mandeknya kasus kekerasan terhadap jurnalis menjadi preseden buruk di Sulsel, bahkan para pelakunya tidak pernah disidangkan,” ujarnya.
Pihaknya berharap kasus kekerasan terhadap jurnalis yang melibatkan anggota Polri perlu didorong untuk segera diselesaikan Kapolri sebagai pucuk pimpinan di institusi kepolisian, dengan harapan tidak terjadi kejadian berulang, mengingat Polri juga bagian dari mitra pers.

Sejalan dengan AJI Makassar, Ketua PJI Sulsel Syafril Rahmat memandang proses hukum terhadap pelaku kekerasan pers yang selama ini terkesan lamban, terlebih jika melibatkan oknum aparat.
“Berbanding terbalik jika yang dilaporkan itu rekan-rekan pers. Contoh dalam kasus dugaan pelanggaran ITE. Jadi terkesan ada diskriminasi alias tebang pilih bilamana pelaku kekerasan itu dari oknum aparat,” tutur pria disapa akrab Ariel ini menambahkan.
Hal senada disampaikan Ketua IJTI Sulselbar Andi Muhammad Sardi bahwa dengan hadirnya empat organisasi pers dalam buka puasa bersama itu, merupakan sejarah baru, dengan harapan saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi upaya diskriminasi dan kekerasan jurnalis.
“Ini kali pertama empat organisasi jurnalis berkumpul bersama. Kami harap hubungan yang baik ini tetap berjalan ke depan. Selain itu kami berkomitmen solid dalam mengadvokasi upaya diskriminasi dan kekerasan yang melibatkan teman-teman wartawan,” tutur pria disapa Idho ini menegaskan.
Kegiatan buka puasa tersebut juga menghadirkan anak panti asuhan Jabal Rahmah, serta mitra dari LBH Makassar, LBH Pers, Sehati, perwakilan Polda Sulsel. Tausiyah agama dibawakan Dr Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
“Dengan bersatunya empat organisasi jurnalis ini, maka terlihat ada ukhuwah dan kebersamaan serta terjalin persaudaran sesama jurnalis,” ujar Dewan Penasihat AJI Makassar ini. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!