Jakarta, Jubi – Ketua Umum Asosiasi Desainer Grafis Indonesia atau ADGI, Ritchie Ned Hansel memaparkan Presiden Joko Widodo telah memilih lima dari sepuluh desain logo untuk Ibu Kota Nusantara atau IKN.
“Dari 10 logo, Pak Jokowi memilih lima dari 10 logo. Dimana lima desainnya itu disortir dari 500 submition. Jadi mereka yang 500 belum men-design. Hanya mengirim portofolio dan CV-nya untuk kita seleksi. Yang terseleksi itu mendapat kesempatan untuk mendesain logo,” kata Ritchie saat dijumpai di Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Lebih lanjut, Ritchie menjelaskan bahwa pemilihan logo ini pun dilalui berdasarkan penilaian. Penilaian tersebut adalah dari sisi estetis, ketahanan desain, fungsi, hingga pendalaman filosofi dari logo tersebut.
“Lima logo ini dipilih berdasarkan penilaian. Ada koridor penilaian dari dewan kuratorial dan user-nya. Nilai tertinggi itu menjadi bahan rekomendasi kepada Pak Presiden, dimana yang memutuskan pada akhirnya Pak Presiden itu sendiri,” ujar Ritchie.
Untuk memilih satu dari lima logo yang telah terpilih ini, Presiden Joko Widodo pun mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam memilih logo IKN. Bagi 10 pemenang yang beruntung, mereka akan mendapatkan 10 motor listrik.
“Dari seluruh pemilih diundi ada 10 motor listrik. Votingnya pakai nomor telpon. Masukkan nama sama nomor telpon. Lalu dari provinsi mana. Nanti diundi datanya,” kata Ritchie.
Di sisi lain, Dewan Penasihat ADGI sekaligus Dewan Kuratorial Logo IKN, Rege Indrastudianto pun mengungkapkan bahwa pemilihan logo sendiri penting untuk identitas suatu wilayah.
“Karena setiap daerah itu punya lambang tersendiri, apalagi ini Ibu Kota Nusantara. Satu memang belum ada lambangnya, kedua itu Ibu Kota Negara. Jadi kita rasa di level administratif itu penting, di level untuk kepemilikan kita sebagai warga negara Indonesia juga kita butuh identitas. Logo itu kan identifikasi kita sebagai bangsa Indonesia,” kata Rege.
Ia juga memastikan pembuatan logo ini juga mempunyai standar untuk memenuhi identitas visual bagi suatu wilayah, dalam hal ini IKN, yang sedang dalam tahapan pembangunan di Kalimantan Timur.
“Untuk membangun identitas juga nggak berhenti di logonya saja. Makanya ada guideline-nya. Huruf yang digunakan, warnanya, suaranya, dan lain-lain, itu yang berusaha dilengkapkan oleh designer untuk menciptakan identitas visual buat kota itu. Itu akan dilengkapkan lagi setelah logonya dipilih (satu dari lima logo),” imbuhnya.
Masyarakat dapat memilih logo tersebut melalui tautan www.ikn.go.id/pilihlogonusantara, mulai 4 April hingga 20 Mei 2023. Rencananya logo dengan pemilih terbanyak akan diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada akhir Mei 2023 di Ibu Kota Nusantara.
Tak hanya masyarakat yang mendapat hadiah, desainer yang karya logonya terpilih dengan suara terbanyak dan ditetapkan sebagai logo resmi Ibu Kota Nusantara akan mendapatkan hadiah sebesar Rp185 juta.
Tantangan di balik pemilihan lima logo IKN
Dewan Penasihat ADGI Diaz Hensuk menjelaskan salah satu tantangan dalam pemilihan logo Ibu Kota Nusantara adalah saat proses mengkurasi dari 500 nama desainer menjadi lima desain.
“Kita melakukan open call dan masuk 500 nama dari negara kita dan harus eksklusif dari ADGI. Kita tidak menerima entry dari publik yang luas. 500 itu masuk ke dalam sistem kita, lalu muncul problem pertama. Gimana cara kita mutusin dari 500 jadi 10. Berarti kita harus ambil 490 sisanya,” ujar Diaz saat konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
“Pekerjaan paling berat ADGI di tahap ini adalah mengkurasi, bahwa kemungkinan si designer satu memenangkan itu kerasanya sama besar dibanding sembilan lainnya. Jadi ketika sudah masuk dalam 10 besar, siapapun bisa menang. Kita harus milih benar-benar yang terbaik untuk mereka bisa maju ke tahap selanjutnya,” ucapnya.
Lebih dalam, Diaz menjelaskan bahwa sepuluh desain yang telah terpilih pun kemudian masuk ke dalam proses pengkayaan materi. Setelah itu, kesepuluh desainer yang telah terpilih melakukan presentasi langsung ke kepala hingga wakil kepala ADGI.
“Sepuluh desain yang sudah terpilih dari lintas kota ini akhirnya mereka harus masuk dalam pengkayaan materi. Mereka harus menyadari dulu kapasitas IKN itu cuma dipakai setahun atau sampai 2045. Jadi mereka harus paham konteksnya,” ujarnya.
“Sepuluh desainer ini presentasi langsung ke kepala, wakil kepala dan jajaran otorita. Habis itu dari 10 presentasi desainer, kita dari ADGI memberi rekomendasi 5 nama kepada Pak Jokowi. Jadi Pak Jokowi meminta 5 rekomendasi dari kita, dan kita berikan. Dengan segala pertimbangan, Pak Jokowi memilih 5 yang sekarang,” tuturnya.
Namun ternyata tak sampai di situ saja. Diaz menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo pun ingin masyarakat ikut andil dalam memilih logo IKN. Pihak ADGI pun kemudian mendukung hal tersebut.
“Ternyata nggak berhenti sampai di situ. Bapak menginginkan ini dipilih secara terbuka di masyarakat Indonesia secara luas. Jadi, kita mendukung 100 persen ketika sistemnya itu bisa transparan. Misalnya transparansi berapa banyak yang sudah voting per harinya,” ujar Diaz.
“Prosesnya sampai di hari ini sudah sampai 302.000 voters per hari ini. Kita nggak punya target spesifik akan menyentuh angka berapa. Tapi kalau kita bisa menyentuh satu juta voters sampai akhir Mei, kenapa nggak?” lanjutnya.
Di sisi lain, Dewan Penasihat ADGI Derrie Kleefstra juga mengungkapkan bahwa gagasan untuk mengadakan voting logo ini juga merupakan tantangan bagi pihaknya. Sebab, para desainer saat itu harus membuat video tentang desain mereka masing-masing dalam waktu beberapa hari.
“Tantangannya kali ini juga misal tidak ada pembahasan soal voting. Tiba-tiba akan ada voting dan para desainer harus membuat video tentang masing-masing desain mereka dalam waktu beberapa hari,” ucap Derrie.
“Jadi hal-hal seperti itu sih yang sangat challenging buat kita. Tapi itu pengalaman yang menarik juga sih. Membangun mental para desainer juga untuk bisa keep up terus,” tuturnya. (*)