Waghete, Jubi – Pemerintah Kabupaten Deiyai, Papua Tengah melalui Dinas Perhubungan (Dishub) kembali menyiapkan penerbangan pesawat perintis bersubsidi pada tiga rute penerbangan perintis khusus penumpang yang diperuntukkan bagi Orang Asli Papua (OAP). Ketiga rute adalah Waghete -Timika, Waghete-Nabire, dan Waghete-Kapiraya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Deiyai Alfius Douw mengatakan subsidi itu diberikan dengan menurunkan harga tiket sehingga yang dibayar penumpang hanya 30 persen dari harga biasa. Sedangkan 70 persen lagi ditanggung Pemkab Deiyai melalui subsidi.
Dengan begitu harga tiket menjadi jauh lebih murah seperti tarif menumpang kendaraan darat. Sebab jika tanpa subsidi harga tiket reguler Deiyai (Waghete)-Timika Rp1,4 juta, Deiyai (Waghete)-Nabire Rp900 ribu, dan Deiyai (Waghete)-Kapiraya Rp1 juta.
“Harga tiket pesawat subsidi dari Deiyai (Waghete) ke Nabire dan Deiyai (Waghete) ke Timika disepakati dengan harga Rp400 ribu per penumpang, sedangkan rute Waghete ke Kapiraya Rp300 ribu per penumpang,” ujar Alfius Douw kepada Jubi melalui telepon, Kamis (18/4/2024).
Douw mengatakan dalam pelaksanaan pelayanan subsidi diharapkan yang diutamakan adalah Orang Asli Papua dengan kuota 80 persen sekali penerbangan. Sedangkan kuota 20 persen lagi untuk penumpang non-OAP.
Kesepakatan itu, kata Douw, ditetapkan berdasarkan hasil pertemuan bersama antara Dinas Perhubungan Deiyai dengan pengelola Bandara Waghete tentang pelayanan angkutan udara subsidi perintis untuk Korwil Nabire dan Timika dari Waghete.
Ia menjelaskan harga tiket pesawat subsidi pada dasarnya disesuaikan dengan keputusan Kementerian Perhubungan, tetapi dengan pertimbangan operasional para petugas kargo, maka ditetapkan secara sentral.
Ia juga menjelaskan bahwa para agen pesawat subsidi melakukan pelayanan penjualan tiket di sebelah Terminal Bandara Waghete setiap hari pada jam kerja.
“Penumpang yang menjadi prioritas adalah orang sakit yang dirujuk dari Rumah Sakit Deiyai, anak sekolah, dan urusan penting lain yang berkaitan dengan kepentingan daerah atau kabupaten Deiyai,” ujarnya.
Sedangkan dari Nabire dan Timika tujuan Deiyai disesuaikan dengan harga standar sesuai ketentuan. Untuk jadwal penerbangan tujuan Deiyai-Nabire sebanyak tiga kali dalam seminggu, demikian juga Timika-Deiyai. “Kecuali Waghete-Kapiraya hanya dua kali dalam seminggu,” katanya.
Pihaknya telah melakukan survei lapangan terbang perintis di Distrik Kapiraya dan menyatakan layak untuk melakukan penerbangan pesawat perintis.
“Memang kami sudah turun ke Kapiraya, lapangan cukup baik untuk landing, sekarang sudah melakukan penerbangan di sana,” kata Alfius.
Kapiraya adalah salah satu distrik yang ada di Kabupaten Deiyai, namun bisa dijangkau hanya dengan jalur udara. Distrik itu dihuni dua suku, yakni Mee dan Kamoro yang terdiri dari lima kampung, yaitu Idego, Komauto, Mogodagi, Uwe Onagei, dan Yamouwitina.
Kepala Bandara Waghete Markus B Padang juga membenarkan hasil kesepakatan itu. Ia mengatakan kesepakatan itu telah disaksikan semua pihak yang berkepentingan di Deiyai.
“Iya benar, itu kesepakatan dalam pertemuan dengan Kepala Dinas Perhubungan, para kepala distrik, kepala suku, pihak TNI dan Polri, serta kami dari bandara,” katanya kepada jubi melalui pesan WhatsApp.
Penerbangan di ketiga rute itu, katanya, membantu masyarakat dalam melakukan perjalanan guna berobat, sekolah, dan tujuan lainnya. “Dan sudah diberlakukan,” ujarnya.
RSU Pratama Deiyai siap berkoordinasi
Direktur RSU Pratama dr Selvianus Ukago mengatakan pihaknya menyambut baik tarif pelayanan subsidi pesawat yang diprioritaskan untuk orang sakit yang bakal dirujuk dari RSU Pratama ke rumah sakit di Nabire maupun Timika.
“Kami akan koordinasi kerja dengan Dishub Deiyai soal rujukan agar diutamakan orang sakit ketika ada rujukan,” ujar Ukago kepada Jubi melalui pesan WhatsApp.
Soal rujukan, kata dia, sebelumnya RSU Pratama hanya memberikan rujukan kepada pasien dan keluarga pasien ke Paniai ataupun Nabire apabila sakitnya berat.
“Itupun satu atau dua pasien saja dengan sakit yang tidak berat. Rujukan lebih banyak ke Paniai dan Nabire lewat jalan darat,” katanya.
Terkait subsidi pesawat pihaknya belum berkoordinasi, namun dengan adanya rapat evaluasi Dishub Deiyai dengan pihak bandara maka ia akan melakukan koordinasi lebih lanjut. (*)
Discussion about this post