Jayapura, Jubi – Papuan Voices salah satu organisasi yang bergerak di media audio visual di Tanah Papua, melaksanakan workshop di Jayapura pada Selasa (25/2/2025) terkait pemetaan situasi ekonomi, sosial, dan budaya atau ekosob serta politik di Tanah Papua. Workshop ini dilakukan menjelang Kongres Nasional Papuan Voices III pada 28 Februari 2025 mendatang.
Pelaksana tugas Ketua Papuan Voices Nasional Markus Wayeni mengatakan, workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anggota dan mitra terkait situasi ekosob dan politik di Tanah Papua. Selanjutnya dari pemetaan ini akan dirumuskan isu-isu strategis, yang akan dijadikan sebagai program.
“Workshop yang berlangsung selama tiga hari ini, menjadi agenda untuk memberikan pemahaman kepada teman-teman agar dalam melakukan kerja, harus sesuai materi yang diberikan hari ini terkait situasi ekosob dan politik di Tanah Papua,” katanya.
Ia mengatakan, diskusi awal ini sebenarnya memberikan gambaran kepada kawan-kawan sebelum kongres berlangsung. Besok nanti, penyusunan rencana kerja akan berdasarkan materi hari ini.
“Sehingga itu menjadi acuan teman-teman dalam membuat film dokumenter tentang situasi di Tanah Papua. Isu-isu itu kita tetap kami pakai, untuk mengangkat masalah-masalah di seluruh Tanah Papua,” katanya.
Menurutnya, peserta yang hadir merupakan anggota-anggota Papuan Voices yang tersebar di sekitar 10 wilayah. Di antaranya dari Sorong, Fak-Fak, Asmat, Merauke, Wamena, Timika, Supiori, Biak, Keerom, dan Jayapura. Sebagai sebuah organisasi, perjalanan Papuan Voices mengalami situasi pasang surut, sehingga harapan ke depannya Papuan Voices makin memperdalam pengetahuan agar video advokasi nantinya akan berdampak bagi masyarakat.
“Agar teman lebih banyak menghasilkan video advokasi tentang situasi HAM di Papua, ekosob, politik, dan lingkungan. Supaya orang tahu Papua lewat karya-karya kami yang lebih baik,” katanya.
Anggota Papuan Voices, Stracky Yally, menambahkan bahwa sebelum masuk dalam kongres, anggota diberikan materi yang dibawakan oleh beberapa narasumber. Workshop ini juga untuk peningkatan kapasitas serta penguatan.
“Dengan pemetaan yang sudah dilakukan, diharapkan teman-teman lebih mudah melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk membuat dokumentasi tentang aktivitas masyarakat, lingkungan, budaya, sosial, ekonomi, politik, dan meliputi situasi Papua pada umumnya. Dalam kongres nanti siapa pun yang menjadi ketua, itulah yang terbaik mewakili perkumpulan Papuan Voices di seluruh Tanah Papua,” katanya.
Diharapkan Papuan Voices tetap menjadi ruang untuk menampilkan film-film dokumenter karya generasi muda Papua. Ini semua agar kisah tentang Tanah Papua bisa tampak hingga ke dunia internasional.
“Selain itu, supaya teman-teman bisa mengangkat cerita dari kampung karena banyak nilai dan kearifan lokal yang dapat menjadi bekal, untuk menjelajahi perkembangan dunia saat ini,” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!