Sentani, Jubi – Sanggar Seni Robongholo mengadakan Pagelaran Seni Budaya perdana di Ekowisata Dusun Sagu Ebha Hekhe, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Rabu (22/1/2025).
Ketua Sanggar Seni Robongholo Jimmy Ondikeleuw selaku ketua panitia menjelaskan pagelaran ini bertujuan untuk mengampanyekan perlindungan hutan sagu melalui pertunjukan seni. Hal itu bermula dari keprihatinannya melihat keberadaan atau eksistensi hutan sagu di Kabupaten Jayapura yang sedang terancam.
“Tetapi hari ini dusun sagu di Kabupaten Jayapura digantikan dengan bangunan-bangunan. Fungsi dusun sagu yang dulunya menjadi resapan air sekarang sudah dialihfungsikan menjadi gedung-gedung sehingga daerah resapan air itu hilang,” katanya.
Pendiri Sanggar Seni Robongholo yang bergerak pada bidang seni dan budaya ini, menjelaskan alasannya ikut mendukung isu lingkungan khususnya perlindungan dusun sagu. Menurutnya sagu merupakan salah satu tanaman budaya pertanian adat bagi masyarakat Papua yang mengandung nilai-nilai.
“Papua memiliki budaya lisan yang biasa disampaikan oleh orang tua secara turun menurun. Budaya lisan itu terjadi saat makan atau kumpul-kumpul saat kerja menokok sagu. Ada nilai-nilai kekerabatan, persaudaraan, dan gotong royong di dalamnya. Jadi, kalau sagu itu hilang, maka nilai-nilai itu juga akan bergeser dan hilang,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini ia mengajak anak muda sebagai generasi penerus, untuk turut berkontribusi bersuara mengampanyekan perlindungan dan pelestarian dusun sagu yang mulai berkurang.
Ia menambahkan pagelaran budaya tersebut juga sebagai ajang untuk memperkenalkan dusun sagu di Kampung Sereh sebagai ekowisata. Menurutnya, pandangan masyarakat tentang dusun sagu hanya berujung pada seputar kuliner seperti papeda, sagu bakar, dan ulat sagu, padahal apabila dusun sagu itu ditata dan dikelola dengan baik menjadi ekowisata, bisa menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat.
“Dusun sagu ketika ditata dan dirawat dengan baik maka itu akan menjadi tempat wisata, tempat edukasi, tempat di mana orang bisa berkunjung tapi juga bisa belajar, sambil belajar, bisa menikmati suasana atau panorama. Itu yang coba kita promosikan,” ujarnya.
Pagelaran tersebut hanya melibatkan UMKM masyarakat Kampung Sereh untuk membantu ekonomi masyarakat. Ada beberapa pameran foto, hasil karya kerajinan, dan juga kuliner yang disuguhkan untuk pengunjung.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura Benyamin Yarisetouw mewakili Pj Bupati Jayapura Semuel Siriwa, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Sanggar Seni Robongholo tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bagian dari kampanye untuk perubahan iklim dan pelestarian dusun sagu serta pohon sagu, sebagai tanaman budaya di Papua.
“Kami bangga dengan kearifan lokal dan tradisi yang masih terjaga. Pagelaran ini mengingatkan kita akan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya. Kami berharap acara ini memperkuat kesadaran dan komitmen kita untuk menjaga kelestarian alam dan budaya,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!