Sentani, Jubi – Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musrenbang Wilayah Pembangunan II Kabupaten Jayapura digelar di Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Senin (24/2/2025). Musrenbang Wilayah Pembangunan II itu membahas program prioritas di Distrik Yokari, Distrik Sentani Barat, Distrik Ravenirara, Distrik Depapre,dan Distrik Demta.
Musrenbang Wilayah Pembangunan II di Kampung Maruway, Distrik Yokari, tersebut dibuka Penjabat Bupati Jayapura, Semuel Siriwa pada Senin. Dalam Musrenbang Wilayah II tersebut, peserta dibagi dalam tiga komisi atau tiga kelompok diskusi, meliputi kelompok bidang ekonomi, infrastruktur, dan sosial budaya.
Musrenbang Wilayah Pembangunan II itu berlangsung selama sehari membahas program lewat rapat komisi-komisi. Musrenbang itu akan menghasilkan dokumen yang terdiri dari puluhan hingga ratusan usulan yang diterima maupun ditolak, dan diakhiri dengan penandatanganan berita acara.
Pada kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Jayapura, Semuel Siriwa mengajak semua pihak yang akan terlibat dalam setiap musyawarah perencanaan pembangunan di setiap wilayah pembangunan untuk bisa mengikutinya musrenbang dengan baik. Ia berharap berbagai usulan yang dirumuskan dalam musrenbang itu akan menjawab kebutuhan pembangunan di daerah.
Siriwa menyatakan perwakilan kelima distrik dan perwakilan puluhan kampung di Wilayah Pembangunan II dapat membahas program dan kegiatan yang masuk dalam skala prioritas. Program dan kegiatan pembangunan itu diharapkan sesuai dengan karakteristik kewilayahan.
“[Kami berharap yang dibahas adalah program dan kegiatan] prioritas dan berkarakteristik kewilayahan. Jadi nanti yang dilaksanakan dalam pembangunan tidak hanya satu kampung saja, atau satu distrik saja, tetapi menjangkau seluruh kampung dan distrik,” ujarnya.
Siriwa juga berpesan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura untuk memperhatikan aspirasi yang disampaikan masyarakat dalam Musrenbang Wilayah Pembangunan II. Program pembangunan di kelima distrik memiliki skala prioritas yang berbeda-beda, sesuai kebutuhan pembangunan masyarakat setempat. Oleh sebab itu, usulan skala prioritas dapat diakomodasi, dan tidak hanya menjadi usulan di atas kertas.
“Kami berharap musrenbang ini tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja, tetapi benar-benar memberi manfaat serta dampak yang luas bagi masyarakat di wilayah ini,” kata Siriwa.
Ketua Panitia Musrenbang Wilayah Pembangunan II, Jimmy Fitowin menjelaskan bahwa pemilihan tempat pelaksanaan musrenbang pada Senin bukan tidak beralasan. Menurutnya, Kampung Maruway memiliki potensi wisata yang sangat menjanjikan. Selain itu, ada banyak kelompok usaha mikro masyarakat yang sedang berjalan di kampung itu, yang memanfaatkan potensi sumber daya alam menjadi kuliner khas.
“Jadi, kehadiran seluruh peserta kegiatan, pejabat, maupun pihak luar yang datang menghadiri kegiatan ini bisa melihat serta memberikan pilihan terhadap pengembangan tempat ini ke depan seperti apa. Potensinya sudah tersedia. Oleh sebab itu Musrenbang Wilayah [Pembangunan] II kami gelar di Kampung Maruway,” ujarnya.
Menurutnya, perwakilan dari kelima distrik di Wilayah Pembangunan II telah membawa hasil musyawarah perencanaan pembangunan tingkat kampung. Fitowin menyatakan seluruh proses musrenbang sudah diatur melalui sistem yang terintegrasi, dan rambu-rambunya sudah ditetapkan.
“Semua usulan bisa di sampaikan, tetapi yang nantinya bisa [dicatat] adalah usulan yang sifatnya prioritas dan berskala umum. Jadi tidak bisa usul pembangunan jalan yang nantinya digunakan bagi akses satu kampung. [Usulan] yang [bisa] diterima apabila jalan tersebut menghubungkan satu hingga dua atau lebih kampung lainnya,” kata Jimmy yang juga Sekretaris Distrik Yokari itu.
Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura, Parson Horota sempat berdiskusi dengan para wartawan, menanyakan apa pendapat para wartawan tentang potensi di Kampung Maruway. “Apa yang terlintas di pikiran teman-teman wartawan saat melihat kondisi kampung ini?”Horota bertanya.
“Kampung ini berada di tengah. Sebelah kiri laut, dan kanannya ada telaga air payau,” ujarnya.
Menurut Horota, potensi sumber daya alam di kampung itu bisa dimanfaatkan, seperti potensi pariwisata dan budi daya ikan, khususnya ikan bandeng. Kampung itu memiliki potensi dikembangkan sebagai lokasi pembibitan atau budi daya ikan yang luas, dan membutuhkan dukungan semua pihak.
Horota menjelaskan semua usulan yang yang disampaikan oleh masyarakat dalam Musrenbang Wilayah Pembangunan II akan diperhatikan dengan seksama. Akan tetapi, pemilihan usulan yang disetujui akan disesuaikan dengan alur dan sistem yang sudah ditetapkan.
Menurut Horota, kerap kali peserta musrenbang menyampaikan banyak usulan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, jika usulan seperti itu diakomodir, hal itu akan membebani anggaran Pemerintah Kabupaten Jayapura, terutama pada masa pemerintah pusat melakukan efisiensi besar-besaran yang mengurangi besaran anggaran pemerintah daerah.
Musrenbang per wilayah pembangunan itu akan berlanjut ke tiga wilayah pembangunan lain di Kabupaten Jayapura. Musrenbang di setiap wilayah pembangunan akan diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jayapura, DPR Kabupaten Jayapura, serta perwakilan masyarakat.
“Hari ini di wilayah pembangunan II. Masih ada [pembahasan] usulan lain lagi di Wilayah Pembangunan I, III, dan IV. Semuanya akan mengikuti satu sistem yang sama dalam penginputan usulan,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!