Keerom, Jubi – Tak punya bangunan puskesmas permanen untuk layanan kesehatan rutin, warga Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Papua, bergantung pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Pitiwi. Mereka meminta Pemerintah Kabupaten Keerom membangun Puskesmas Pembantu (Pustu) di Skopro.
Hal itu diungkapkan Ketua Kader Malaria, Kampung Skopro, Maikel Runggamusi saat ditemui Jubi di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua pada Rabu (27/11/2024).
“Warga [Kampung] Skopro ini kalau sakit, seperti ibu hamil mau bersalin, orang kecelakaan dan malaria yang parah, itu sangat susah mereka mendapatkan layanan kesehatan, mereka harus diantar dengan jarak sekitar 2 kilometer ke Puskesmas Pitiwi untuk ditangani,” ungkap Runggamusi saat diwawancarai Jubi di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua pada Rabu (27/11/2024).
Runggamusi menjelaskan kesulitan warga Skopro mendapat pelayanan kesehatan itu telah mereka lalui bertahun-tahun tanpa perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Kabupaten Keerom. Ia menambahkan, faktor lain yang juga memperparah penderitaan mereka adalah rusaknya jalan penghubung antar perkampungan di wilayah Tapal Batas RI-PNG, termasuk jalan menuju Kampung Pitiwi.
“Mereka menderita, sudah sakit tapi untuk dapat pertolongan kesehatan masih harus lewati jalan yang rusak karena berlubang dan berkilo-kilo. Sementara ini, saat [mereka] sakit, ada pertolongan pertama dari kami para kader malaria, tapi kami hanya 3 orang di sini, dan hanya dilatih untuk tangani malaria, jadi agak sulit untuk kami [para kader],” tuturnya.
Runggamusi yang juga seorang guru honorer di SD YPK Skopro itu melanjutkan, selama para kader malaria ditugaskan sejak tahun 2019, mereka telah banyak menangani berbagai kesakitan yang diderita para warga Skopro. Menurutnya, meski hanya dibekali kemampuan menangani penyakit malaria namun, mereka juga harus memberikan pertolongan kepada warga yang menderita sakit lain termasuk luka dan patah tulang akibat kecelakaan.
“Sejak kami dilatih dan ditugaskan pada 2019 sampai 2024 ini, bukan hanya malaria yang kami tangani, orang celaka, jatuh dari pohon, bahkan batuk-batuk dan asma kami coba tolong. Karena kondisi ini mereka [warga] ini mau harap siapa lagi, kami yang harus rangkap semua,” imbuhnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kampung Skopro, Fostinus Mekawi membenarkan situasi itu, menurutnya Pemerintah Kampung Skopro yang dipilih warga Skopro setiap periode telah berupaya berkoordinasi dengan pihak dinkes dan Pemkab Keerom namun belum juga ada realisasi pembangunan Pustu di Skopro.
“Kampung Skopro sendiri sudah lama ada di Distrik Arso Timur ini, kira-kira sejak tahun 2000 sudah mulai banyak warga yang menduduki kampung, tapi anehnya fasilitas kesehatan pustu itu tidak pernah mereka dapat, bertahun-tahun kami numpang berobat di Pitiwi, lalu ini sampai kapan begini,” tuturnya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!