Manokwari, Jubi – Kelompok Kerja Majelis Rakyat Papua atau Pokja Perempuan MRP Papua Barat melakukan kunjungan kerja perdana setelah dilantik Wakil Menteri Dalam Negeri, awal November lalu. Kunker kali ini dilaksanakan di Kabupaten Kaimana.
Empat anggota Pokja Perempuan MRP Papua Barat, yakni Yomima Sorik, Martina Sawi, Ismael Watora, dan Samuel Aboda mengunjungi beberapa kampung di Kaimana untuk menyerap aspirasi dari masyarakat.
Salah seorang anggota MRP Papua Barat, Yomima Sorik, mengunjungi Kampung Marsi dan Kampung Morano di Distrik Kaimana Kota.
“Aspirasi dari bapak ibu akan kami sampaikan ke pemerintah provinsi bahkan ke pemerintah pusat,” ucap Yomima Sorik kepada masyarakat, Rabu (6/12/2023).
Yomima menyebut bahwa perempuan asli Papua dalam keseharian tidak hanya sebagai ibu rumah tangga melainkan juga sebagai tulang punggung membantu ekonomi keluarga.
“Perempuan Papua saat ini yang mereka lakukan sebagai pedagang, turun ke laut mencari ikan, petani, bahkan sebagai peternak,” ucapnya.
Yomima menyebut bahwa terdapat dua model pemberdayaan perempuan Papua melalui MRP.
“Model pertama pemberdayaan melalui pemberian modal usaha,” kata Yomima Sorik.
Model kedua, lanjutnya, melalui pelatihan industri rumah tangga dalam kerangka pengembangan model peningkatan produktivitas ekonomi perempuan Papuam(PPEP).
Pada kunjungan kerja perdana di Kaimana tersebut, wakil perempuan asal suku Mairasi ini menerima berbagai usulan dari Masyarakat, mulai dari masalah pertanian, peternakan, hingga menyertakan modal usaha kecil dan menengah.
Anggota Pokja Perempuan MRP Papua Barat, Martina Sawi, menambahkan perempuan Papua harus mampu bersaing di dunia usaha dengan perempuan dari daerah lain.
“Dengan menyerap aspirasi berbagai masukan dari masyarakat terutama mama Papua mengenai modal usaha, menunjukkan bahwa kita punya potensi di bidang perdagangan. Oleh sebab itu tugas kami menyampaikan suara dari bawah ke pemerintah agar dapat memperhatikan aspirasi ini,” ucap Martina.
“Kami ingin membuka usaha bengkel tapi kami tidak punya modal. Ibu tolong bawakan aspirasi kami ke pemerintah agar kami dapat bantuan,” ucap Yusup, pemuda Kampung Marsi.
Lami Usa, warga lainnya, mengusulkan bantuan speed boat untuk usaha transportasi laut di kampungnya.
“Ibu, kami ingin membuka usaha transportasi laut tetapi mengalami kendala tidak punya modal untuk beli peralatan,” katanya.
Sedangkan di Kampung Morano, warga mengusulkan beberapa hal kepada utusan lembaga kultur orang Papua itu, di antaranya usaha peternakan babi. (*)