Jayapura, Jubi – Usai pelantikan kepala daerah se-Indonesia di Jakarta pada 20 Februari 2025, Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya periode 2025-2030, Atenius Murip dan Roni Elopere, diingatkan pekerjaan rumah yang menanti di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Ketua Himpunan Mahasiswa, Pelajar Jayawijaya atau HMPJ di Kota Jayapura, Naila Siep kepada Jubi, Sabtu (22/2/2025), mengingatkan Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, agar mengatasi persoalan subtansial yang ada di masyarakat yaitu kampung-kampung yang membutuhkan pelayanan pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur.
Menurutnya, persoalan pendidikan dan kesehatan di Jayawijaya masih menghadapi banyak tantangan. “Kualitas pendidikan di Jayawijaya masih perlu ditingkatkan, termasuk juga pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas dan terakreditasi. Stunting masih menjadi masalah kesehatan yang perlu ditangani, terutama dalam konteks pendidikan dan kesejahteraan anak,” kata Naila Siep di Jayapura.

Untuk mengatasi persoalan pendidikan di Jayawijaya, katanya, Bupati dan Wakil Bupati baru perlu melakukan upaya strategis seperti peningkatan kualitas guru, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, serta pengembangan kurikulum berbasis lokal yang relevan sesuai kebiasaan masyarakat.
Siep juga meminta Bupati dan Wakil Bupati yang baru memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) Jayawijaya yang ada di kota-kota tempat studi pelajar dan mahasiswa. Perhatian yang dimaksud dalam bentuk fasilitas dan kebutuhan fundamental seperti tempat tinggal layak huni [asrama], bahan makanan, sarana dan prasana tempat tinggal, bantuan studi kepada mahasiswa aktif atau semester berjalan dan bantuan studi akhir.
Terkait persoalan kesehatan, Siep menyoroti akses kesehatan yang terbatas, terutama di daerah terpencil dan pedalaman. Keterbatasan itu terutama dalam hal kurangnya dokter dan perawat, sehingga menghambat layanan kesehatan.
“Perlu dilakukan upaya-upaya strategis, seperti meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat, terutama di daerah terpencil dan pedalaman, mengembangkan sumber daya manusia di bidang kesehatan, seperti dokter dan perawat,” kata Siep.
Warga Jayawijaya, Sonny Lokobal berharap selama lima tahun kedepan kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya dapat merangkul seluruh pemangku kepentingan dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses pembangunan.
“Bagaimana agar dapat merumuskan kebijakan untuk mempersatukan [upaya mencari solusi] persoalan-persoalan yang sifatnya pembangunan kedepannya,” ujar Lokobal.
Usai dilantik, Bupati Jayawijaya, Atenius Murip, dalam siaran persnya menyatakan, dirinya bersama Wakil Bupati Ronny Elopere akan berupaya mewujudkan Jayawijaya yang lebih baik sesuai visi misi mereka.
Selaku bupati dirinya bersama wakil bupati bertekad mewujudkan perubahan dan pembangunan di Kabupaten Jayawijaya untuk bersama-sama menuju Jayawijaya yang lebih baik.
“Saat pelantikan Presiden berpesan untuk menjadi pelayan masyarakat. Hal itu bagi kami sangat besar maknanya sehingga perlu sinergi seluruh pimpinan OPD, stakeholders untuk mewujudkan semua visi misi yang telah kami sampaikan selama proses pilkada,” katanya.
“Kami juga telah menyiapkan program 100 hari kerja bersama para pimpinan organisasi perangkat daerah,” lanjutnya.
Usai dilantik, Bupati Atenius Murip, mengikuti retret kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah hingga 28 Februari 2025 bersama seluruh kepala daerah. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!