Arso, Jubi – Saban dua hari sekali, Lukas Itlay memboyong beberapa tumpuk pinang untuk dijual ke Pasar Youtefa di Kota Jayapura. Pinang beserta tangkainya tersebut diletakkan di jok belakang sepeda motornya.
Setiba di tujuan, Itlay memarkirkan kendaraannya, sembari menunggu pembeli. Dari hasil penjualan pinang di Pasar Youtefa tersebut, dia bisa meraup Rp300 ribu hingga Rp600 ribu.
“Biar jauh, saya lebih suka jual sendiri pinangnya. Pembelinya rata-rata pengecer yang akan mengirim [menjual kembali pinang] ke luar Jayapura,” kata Itlay, saat ditemui di Pasar Youtefa, beberapa hari lalu.
Pinang-pinang yang dijual Itlay berasal dari tanamannya sendiri. Dia membudidayakannya di lahan seluas 2.500 meter persegi di Arso, Keerom.
Dalam sepekan, Itlay bisa memanen sebanyak dua kali. Dia pun meraup sekitar Rp30 juta sebulan dari penjualan pinang.
Usaha pinang di Arso juga dilakoni Tun. Dia memiliki 600 pohon pinang di kebunnya. Namun, Tun mengaku penghasilan dari panen pinang sangat tidak menentu.
“Penjualannya dihitung berdasarkan mayang [tangkai pinang]. Harga [per tangkai] bergantung jumlah buah pinangnya,” kata Tun, saat ditemui di kebun pinangnya, Selasa (28/1/2025).
Tun memanen pinang setiap dua pekan sekali. Hasil panen tersebut dijual kepada pengepul langganannya.
Dari setiap kali panen, Tun biasa mendapat Rp300 ribu hingga Rp600 ribu. Harga jual pinang tersebut ditentukan sendiri oleh pengepul.
“[Nilai jual] buah pinang dilihat [ditentukan] dari bentuknya. Buah yang bulat harganya cukup bagus [lebih mahal] daripada yang lonjong,” ujar Tun.
Jika dijual eceran, lanjutnya pinang dengan buah berbentuk bulat bisa dihargai hingga Rp40 ribu sekilogram. Adapun buah berbentuk lonjong hanya dihargai Rp15 ribu sekilogram.

Harga anjlok
Pasar Youtefa menjadi salah satu sentra penjualan pinang di Kota Jayapura. Sebagian besar pinang dijual untuk dikonsumsi.
Dinas Pertanian dan Pangan Papua pada 2023 mendata perputaran uang dalam penjualan pinang di Pasar Youtefa mencapai Rp1 miliar sehari. Pinang di Pasar Youtefa rata-rata dipasok dari Kampung Koya di Kota Jayapura, dan Arso di Keerom. Pinang tersebut ada yang dipasok melalui pengepul, ada juga yang langsung dari petani.
Berdasarkan pemantauan Jubi.id, harga pinang anjlok dalam beberapa hari terakhir di Pasar Youtefa. Harganya eceran yang semula bisa mencapai Rp150 ribu, kini paling mahal hanya Rp100 ribu.
Penurunan tersebut menyesuaikan dengan harga terkini dari para pemasok. Pinang dalam kemasan karung berukuran 20 kilogram, misalnya, hanya seharga Rp2 juta. Nilainya turun sekitar Rp1 juta dari sebelumnya.
“Harganya lebih murah daripada tahun lalu. Namun, penurunan harga ini tidak akan lama karena bergantung [pasokan] dari Koya dan Arso,” kata Sriyani, penjual pinang di Pasar Youtefa. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!