Lima, Jubi – Masyarakat adat Peru diusir setelah sebelumnya mendirikan kamp di dalam tambang terbuka raksasa Las Bambas MMG. Masyarakat adat Peru memaksa perusahaan milik Cina itu berhenti beroperasi. Tercatat, perusahaan Las Bambas, yang dimiliki oleh MMG Ltd Cina, memasok 2 persen dari tembaga global dan terpaksa menghentikan produksi tembaga seminggu yang lalu karena protes tersebut.
Penduduk komunitas adat Fuerabamba memasuki tambang itu pada 14 April dan menuntut untuk mengambil kembali apa yang mereka katakan sebagai tanah leluhur mereka. “Dengan tetap menghormati hak asasi manusia … 676 petugas polisi dari wilayah Apurimac telah memulihkan 100 persen tanah milik Las Bambas yang telah diduduki,” kata polisi Peru di Twitter, dikutip Antara dari Reuters, Kamis, (28/4/2022).
Pihak berwenang menyatakan pengusiran itu menyebabkan tiga orang terluka akibat pendudukan secara paksa tersebut. Reuters melaporkan pada Selasa pihak Las Bambas berencana untuk mengusir paksa masyarakat pada Rabu.
“Kami masih berjuang … dan kami akan melanjutkan sepanjang malam,” kata Edison Vargas, presiden komunitas Fuerabamba kepada Reuters melalui telepon.
Vargas mengakui sebagian besar anggota masyarakat telah diusir oleh pasukan polisi pada hari sebelumnya dan mereka sekarang berjuang dari luar properti perusahaan. Tidak jelas apakah Las Bambas bisa kembali memulai kembali produksi dalam jangka waktu pendek. Seorang perwakilan perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tercatat komunitas adat Fuerabamba dimukimkan kembali sekitar satu dekade lalu untuk memberi jalan bagi Las Bambas, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia. Perusahaan tambang itu berjuang melawan protes berulang dan blokade jalan yang terkadang memaksa mereka untuk menghentikan produksi. (*)