Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan Papua sejatinya merupakan tanah damai. Ia mengapresiasi umat Kristiani sebagai umat mayoritas di Papua yang mampu menjaga kerukunan antar umat beragama, serta merawat kehidupan berbangsa dan bernegara di Papua yang harmonis.
“Kerukunan antar umat beragama di Papua sudah terjalin dengan baik, karena setiap individu mengedepankan kebersamaan serta saling menghargai perbedaan dalam berkeyakinan,” kata Yaqut, sebagaimana dikutip dari siaran pers terkait peringatan Hari Perkabaran Injil ke-167 yang diterima Jubi di Jayapura, Senin (7/2/2022).
Yaqut menyebut kondisi masyarakat Papua yang menjunjung tinggi semangat toleransi itu merupakan modal terbesar untuk membangun Papua. “Itu adalah modal besar dalam membangun Papua yang damai, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan,” ujarnya.
Baca juga: Situasi Tanah Papua dan dunia menjadi pesan harapan dalam HUT Pekabaran Injil ke 167
Yaqut mengatakan kerukunan beragama di Papua itu sejalan dengan moderasi beragama yang digaungkan pemerintah. Menurutnya, pemerintah terus mendorong moderasi beragama sebagai langkah untuk menumbuhkan toleransi di dalam kehidupan bermasyarakat.
“’Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’, itu merupakan perintah Yesus Sang Guru Agung. Ajaran itu dapat kita implementasikan dan praktikkan. Mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan,” tandas Yaqut.
Sebagai Menteri Agama, Yaqut berharap agar umat Kristen di Tanah Papua tetap dan terus menjadi teladan dalam sikap toleran dan kemanusiaan. “Saya harap momentum Hari Prekabaran Injil ke-167 di Tanah Papua dimaknai sebagai kebangkitan menuju Papua yang damai, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan, serta tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” harapnya.
Ketua Persatuan Gereja-Gereja Papua (PGGP), Pdt Hizkia Rollo menilai, pandangan Menteri Agama soal kerukunan umat beragama di Papua itu luar biasa. “Kalau kebersamaan dan kerukunan itu terjalin baik, maka semua proses pembangunan di Tanah Papua akan berlangsung dengan baik. Tanpa dua hal itu, proses pembangunan di Tanah ini tidak akan berjalan dengan baik,” katanya.
Ia ingin harapan Menteri Agama akan menjadi satu kesatuan bagi umat beragama di Papua untuk menemukan titik temu, dengan tetap berkolaborasi bersama pemerintah.
Presiden Sinode Geraja Injili di Indonesia (GIDI), Pdt Dorman Wandikbo, menegaskan masyarakat di Papua cinta damai. Selama 167 tahun, sejak Injil pertama kali masuk ke Papua, belum pernah terjadi konflik agama.
Baca juga: Tantangan kian berat, Pdt Dr Benny Giay: Jaga obor Injil di Tanah Papua
“Untuk itu, Indonesia harus belajar dari kami, orang Papua, bagaimana memelihara toleransi hidup beragama di atas tanah ini,” kata Wandikbo.
Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw juga mengatakan daerah lain harus mencontoh Papua yang selama ini menjaga toleransi hidup beragama dan kebersamaan. “Di tempat lain, banyak yang melarang satu agama, tidak boleh beribadah, dan lain sebagainya. Di Papua mayoritasnya Kristiani, namun banyak masjid berdiri di sana-sini, tidak ada larangan,”.
Rouw menyatakan umat Kristiani sebagai umat mayoritas di Papua sangat berperan besar menjaga kerukunan hidup antar umat beragama. “Bahkan, pada saat Idul Fitri, pemuda Kristen menjaga umat muslim yang beribadah. Sebaliknya, pada saat Natal, pemuda muslim terlibat menjaga kedamaian ibadah [Natal],” tutupnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G
Discussion about this post