Jayapura, Jubi – Vanuatu memperbarui komitmennya untuk memastikan setiap inisiatif iklimnya bersifat inklusif gender dan adil bagi semua orang. Inisiatif itu disusun dengan memprioritaskan prinsip untuk tidak meninggalkan siapa pun dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Daily Post Vanuatu menyatakan pembaruan komitmen keadilan gender itu disampaikan melalui pernyataan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). Vanuatu sebagai salah satu negara penandatangan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) dinilai telah secara aktif mengatasi kesenjangan gender dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pada COP25 pada Desember 2019, para pihak menyetujui peningkatan Program Kerja Lima mengenai gender, dan rencana aksi gender. Tahun 2024 menjadi tahun terakhir dari peningkatan Program Kerja Lima. Setiap negara akan melaporkan kemajuan implementasi rencana aksi gender itu pada tanggal 31 Maret 2024.
Tujuan pelaporan negara itu adalah mengidentifikasi kemajuan, tantangan, kesenjangan, dan prioritas dalam penerapan rencana aksi gender. Para pihak juga berupaya mengidentifikasi upaya lebih lanjut jika rencana tersebut perlu dilakukan.
Masukan dari Vanuatu akan menjadi masukan bagi pelaporan dan dialog nasional, regional, dan global pada Juni dan November 2024. Laporan itu akan mengulas peningkatan Program Kerja Lima dan rencana aksi gendernya.
Rencana aksi gender ini bersamaan dengan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW), Platform Aksi Beijing, dan kerangka kerja kesetaraan gender regional memberikan hasil bersama yang sedang diupayakan oleh Pemerintah Vanuatu melalui implementasi Rencana Pembangunan Berkelanjutan Nasional mereka, Kebijakan Kesetaraan Gender Nasional, dan kebijakan serta pedoman sektoral lainnya.
Kementerian Adaptasi Perubahan Iklim, Meteorologi, dan Bahaya Bumi, Energi, Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Nasional serta Departemen Urusan Perempuan Vanuatu telah mengundang para mitra untuk menghadiri lokakarya sehari untuk mendiskusikan komitmen kebijakan Vanuatu. Lokakarya itu juga melaporkan kemajuan dan berbagi keberhasilan Vanuatu dalam upaya itu.
Para peserta lokakarya menyampaikan cerita dan mendiskusikan rekomendasi untuk memperkuat ketahanan terhadap iklim dan bencana yang responsif gender di Vanuatu.
Penjabat Direktur Jenderal Kementerian Adaptasi Perubahan Iklim Vanuatu, Abraham Nasak mengatakan penting untuk dicatat bahwa komitmen Vanuatu terhadap kesetaraan gender melampaui perjanjian internasional “Itu adalah prinsip dasar yang mendasari Rencana Pembangunan Berkelanjutan Nasional dan Kebijakan Kesetaraan Gender Nasional,” katanya.
Menurutnya, pengarusutamaan pertimbangan gender ke dalam inisiatif ketahanan iklim dan bencana itu bahkan berhasil mendorong konsep pembangunan secara umum yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Mengatasi [ketimpangan] gender dalam aksi iklim sangatlah penting. Di Vanuatu, perempuan dan anak perempuan seringkali menanggung beban yang tidak proporsional akibat dampak perubahan iklim. Mulai dari terbatasnya akses terhadap sumber daya dan kewenangan pengambilan keputusan, hingga meningkatnya kerentanan terhadap bencana terkait perubahan iklim. Tantangan yang dihadapi sangatlah beragam,” ujarnya.
Nasak mengatakan penting untuk menyadari bahwa perempuan juga merupakan agen perubahan yang kuat. Ketika perempuan secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan mendapat dukungan serta sumber daya yang diperlukan, mereka menunjukkan ketahanan dan inovasi yang luar biasa.
“Keterlibatan mereka akan menghasilkan solusi iklim yang lebih efektif dan berkelanjutan, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri tetapi juga keluarga, komunitas, dan lingkungan secara keseluruhan,” katanya.
Ketua Tim Ketahanan dan Perubahan Iklim Kantor UNDP Pasifik, Mohseen Dean, mengatakan Perjalanan Vanuatu menuju ketahanan iklim yang responsif gender. “Hal itu merupakan bukti dedikasi kami dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan tidak meninggalkan siapa pun. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, kami memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan, mendorong masa depan pembangunan yang adil, merata, dan berkelanjutan.”katanya. (*)
Discussion about this post