Jayapura, Jubi – Pimpinan Kantor Wilayah Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Guna Darma, memastikan tidak ada mafia beras di wilayah kerjanya.
“Mafia beras merugikan masyarakat terutama yang ekonominya rendah. Semoga tidak ada mafia beras di Papua,” ujar Guna Dharma di gudang beras Bulog, Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Senin (11/9/2023).
Untuk mengantisipasi mafia beras, Bulog Papua dan Papua Barat menyalurkan beras kepada mitra yang sudah terdata atau pedagang dan pedagang binaan.
“Jadi, kami tidak sembarangan menyalurkan beras pada pedagang yang belum terdaftar. Mitra kami yang sudah terdaftar ada 112. Mafia beras muncul karena adanya peluang yang sebagian besar diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang kurang tepat,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, dalam jual beli beras, definisi mafia yang mampu mengendalikan harga sangat sulit terjadi karena terlalu banyak pelaku ekonomi di dalamnya.
“Harga beras masih terjangkau di tingkat konsumen, baik di pasar tradisional maupun pasar modern, di Kota Jayapura. Mafia beras jangan sampai terjadi di Papua dan Papua Barat,” ujarnya.
Guna Dharma berharap pengawasan baik dari internal Bulog, pemerintah daerah hingga satgas pangan terus meningkatkan pelayanan melalui pengawasan demi masyarakat mendapat harga beras yang layak.
“Mafia beras mengancam stabilitas dan keamanan negara karena sengaja melakukan berbagai modus demi keuntungan pribadi. Upaya pemerintah melalui Bulog untuk melakukan stabilisasi harga dan stok pangan,” jelasnya. (*)