Jayapura, Jubi-Keadaan darurat diberlakukan setelah letusan Gunung Bagana di Bougainville bulan lalu telah diperpanjang. Keadaan darurat ini perpanjang sampai periode maksimum dua bulan.
“Anggota parlemen di wilayah otonomi Papua Nugini memberikan suara pada Rabu (16/8/2023) pada pertemuan luar biasa parlemen,”demikian dikutip jubi.id dari rnz.co.nz, Kamis (17/82023).
Keadaan darurat asli diterapkan ke distrik Torokina dan Wakunai dekat Gunung Bagana, tetapi sekarang telah diperluas mencakup distrik Bougainville selatan di Siwai, Buin, dan Bana karena banjir selama berminggu-minggu.
Presiden Ismail Toroama mengatakan kepada parlemen bahwa langkah-langkah segera termasuk pendirian lebih banyak pusat evakuasi, selain dua pusat yang sudah digunakan di Torokina dan Wakunai.
Ini akan berada di Stasiun Piva dan wilayah distrik Wakunai, dan dua lainnya di Bangsal Kopani 1 dan 2 di distrik Panguna, dan di Soroken di distrik Kunua.
Dia juga mengatakan Rencana Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Bougainville, yang menguraikan strategi untuk alokasi sumber daya dan tanggapan masyarakat terhadap bencana alam dan bencana yang disebabkan oleh manusia akan diselesaikan.
Toroama juga mengumumkan bahwa pemerintah Australia telah memprakarsai dukungan untuk Rabaul Volcanic Observatory (RVO) untuk membangun sistem pemantauan seismik di Stasiun Piva.
Tim RVO sekarang berada di Bougainville dan akan ditempatkan di distrik Torokina selama tiga minggu ke depan untuk memasang instrumen pemantauan.
Gunung Bagana meletus untuk pertama kalinya dalam 11 tahun pada 7 Juli, mengirimkan abu dan asap sarat belerang ke area yang luas.
Hal ini berdampak pada persediaan air dan makanan, merusak beberapa perumahan dan menyebabkan beberapa ribu orang mengungsi.
Ada tanggapan internasional yang signifikan yang membuat Presiden Toroama berterima kasih kepada Bougainville.(*)