Sentani, Jubi – Daftar data nama para pedagang korban kebakaran di Pasar Baru Sentani, Kabupaten Jayapura, pada awal Januari 2023 lalu, hingga saat ini masih dikeluhkan oleh para pedagang.
Sehari setelah kebakaran Pasar Baru, pemerintah daerah (pemda) membuka posko di terminal Pharaa Sentani, yang bertujuan mendata para korban kebakaran. Dimana proses pendataan berdasarkan dokumen kependudukan serta jenis barang dagangan.
Salah satu pedagang sayur nangka iris, Minggas Tomatala mengatakan, dari daftar yang dikeluarkan oleh pemda beberapa waktu lalu terkait proses pembangunan los dan kios, masih banyak nama pedagang yang belum terakomodir. Pemerintah berjanji akan melakukan perbaikan, tetapi nama-nama yang diharapkan ada dalam daftar tersebut, tidak muncul juga.
“Tiba-tiba sudah ada pedagang yang tidak pernah kami temui di dalam pasar yang sebelumnya mulai bermunculan. Ini ada permainan apa lagi, nama-nama yang kami daftar dengan bawa e-KTP justru tidak ada,” ujar Minggas di Pasar Pharaa Sentani, Jumat (10/3/2023).
Menurutnya, nama-nama yang sejak awal mendaftar dengan menggunakan e-KTP itu harus dimunculkan dalam daftar yang dikeluarkan pemda. Karena daftar nama-nama tersebut yang benar-benar menjadi korban kebakaran. Kalau ada orang lain atau muncul pedagang baru lagi, akan ada ketersinggungan antarpedagang.
“Kami terpaksa mengambil tempat di bagian samping dari bangunan los E yang besar. Kepada petugas pasar, bahkan pemerintah sudah berkali-kali kita sampaikan. Ternyata tidak digubris juga,” jelasnya.
Senada dengan ini, La Hikmah, seorang pedagang pakaian menjelaskan bahwa pembangunan los dan kios telah selesai dikerjakan oleh pihak BPBD Kabupaten Jayapura, tetapi tidak semua dikerjakan hingga tuntas.
Terkait nama-nama pedagang memang masih banyak para korban yang tidak terdata, anehnya lagi para korban ini sehari setelah kebakaran ikut mengantre panjang di Terminal Pharaa, tetapi masih banyak yang namanya tidak ada dalam daftar.
“Intinya, nama-nama pedagang yang nantinya kembali ke tempat jualan masing-masing, kita semua sudah mengetahui satu persatu dan tempat jual serta jenis barangnya. Ketika ada penambahan di luar dari daftar nama yang sudah kita ketahui, berarti menjadi tanggung jawabnya pemerintah daerah dan tidak termasuk dalam jumlah los serta kios yang baru dibangun ini,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu petugas Pasar Baru, Ferry Felle mengatakan, jumlah bangunan los dan kios belum mencukupi dari total jumlah pedagang yang menjadi korban.
“Total pedagang ada 819 orang, sementara total los dan kios yang dibangun hanya 335, dan pekerjaan oleh BPBD sudah selesai. Sebagian kios dan los ada lantainya yang belum dicor, dan saat ini dikerjakan secara swadaya oleh pedagang,” ujarnya. (*)