Jayapura, Jubi – Derby klub Papua, PSBS Biak kontra Persewar Waropen, dalam laga lanjutan wilayah timur kompetisi Liga 2 yang berlangsung di Stadion Cenderawasih, Biak Numfor, Minggu (18/9/22), berakhir imbang tanpa gol dan berjalan panas sejak menit awal.
Kedua tim sama-sama ngotot mengincar kemenangan di laga derby itu. Sayangnya, laga tersebut harus berakhir dengan hasil imbang tanpa gol dan diwarnai hujan kartu kuning.
Laga baru berjalan 5 menit langsung menghasilkan kartu kuning bagi tim tuan rumah. PSBS mengantongi 6 kartu kuning dan 1 kartu merah. Sementara Persewar Waropen mendapatkan 3 kartu kuning. Total laga derby Saireri itu menghasilkan 9 kartu kuning dan 1 kartu merah.
“Kita patut bersyukur hari ini bisa menyelesaikan pertandingan dengan mendapatkan satu poin, walaupun sebenarnya itu menjadi sedikit kerugian bagi kita karena kita harus kehilangan dua poin di kandang karena sebelumnya kita bertekad meraih kemenangan di rumah sendiri. Tetapi dengan 10 pemain kita berat di babak kedua. Kita kehilangan satu pemain kita harus bertahan supaya tidak kebobolan, kita bertahan dan kita sukses melakukan itu,” kata pelatih PSBS, Ega Raka Galih, usai pertandingan.
“Walaupun kita ditekan kita berhasil melakukan counter attack dan nyaris berhasil karena ada sejumlah peluang namun gagal dikonversikan menjadi gol. Secara keseluruhan Persewar bermain luar biasa hari ini. Mereka bermain lepas di kandang kita tapi kita bersyukur tidak kehilangan poin sekalipun rugi dua poin. Tapi yang pasti ini menjadi modal berharga kita menuju laga berikutnya di markas Persipal Palu dan Sulut United,” tambahnya.
Kapten PSBS Biak, Patrias Rumere, juga mengaku bersyukur dengan satu poin yang berhasil diraih oleh timnya. Ia juga meminta maaf atas terjadinya insiden yang terjadi di laga derby itu.
“Kita bersyukur bisa dapat satu poin. Mengenai derby Papua itu tidak bisa kita tebak, selalu menghadirkan tensi tinggi dan keras. Saya minta maaf kalau ada berlebihan di laga tadi terhadap tim Persewar,” kata Patrias.
Di kubu Persewar, juru taktik Eduard Ivakdalam juga mengaku puas dengan hasil imbang yang diraih oleh timnya. Namun ia kecewa atas terjadinya sejumlah insiden yang menurutnya menjurus kasar.
“Sangat saya sesalkan, karena ini dua tim Papua yang bertanding dan harusnya kita saling menampilkan permainan yang terbaik dan harus saling respek bukan seperti laga tadi. Papua harusnya menjadi barometer sepak bola Indonesia. Kita harus mengubah itu. Kita harus tampilkan sepak bola modern yang indah dan menarik untuk ditonton,” kata pelatih yang akrab disapa Edu.
“Saya juga kecewa dengan wasit atas apa yang terjadi. Saya memang puas dengan hasil imbang ini tapi dengan kepemimpinan wasit tadi sangat tidak fair,” tambahnya. (*)