Nabire, Jubi – Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas mengingatkan operasi pembebasan pilot Susi Air di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, oleh aparat TNI/Polri tidak boleh mengorbankan masyarakat sipil. Hal itu dinyatakan Mandenas melalui layanan pesan WhatsAap pada Senin (17/4/2023).
Pernyataan itu disampaikan Mandenas menyikapi insiden serangan kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB terhadap pasukan TNI di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, yang terjadi Sabtu (15/4/2023). “Saya harap agar aparat TNI-POLRI untuk tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyikapi peristiwa penembakan di Mugi,” katanya kepada Jubi membalas pesan Watshap, Senin (17/4/2023).
Kelompok TPNPB yang dipimpin Egianus Kogoya telah membakar pesawat pilatus milik maskapai Susi Air yang mendarat dan menurunkan penumpang di Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023 lalu. Mereka juga menyandera pilot pesawat itu, Philip Mark Mahrtens.
Pada Sabtu, pasukan TPNPB menyerang pasukan TNI yang tengah menjalankan operasi pembebasan pilot Susi Air di Distrik Mugi, Nduga. TNI menyatakan seorang prajurit TNI, Pratu Miftahul Arifin, meninggal dunia dalam kontak tembak itu, dan keberadaan sejumlah prajurit TNI belum diketahui.
Di pihak lain, Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengklaim pasukan TPNPB yang dipimpin Perek Jelas Kogeya telah menembak matiย sembilan prajurit TNI di Distrik Yal (berbeda dari versi TNI yang menyatakan insiden terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, pada Sabtu (15/4/2023). Pada Senin, CNN Indonesia melansir pernyataan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan yang menyebut empat prajurit TNI di Distrik Mugi telah kembali, namun lima prajurit TNI lainnya masih dalam pencarian.
Mandenas menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya prajurit Yonif 321/GT Pratu Miftahul Arifin dalam kontak tembak pada Sabtu. Akan tetapi, ia berharap insiden itu menciptakan konflik yang menimbulkan dendam mendalam dan berkepanjangan. Mandenas berharap aparat TNI/Polri dapat menjalankan operasi pembebasan pilot Susi Air dengan berhati-hati, agar rakyat sipil tidak menjadi korban.
โSaya melihat bahwa ada rakyat sipil juga yang dikorbankan dari kegiatan penyisiran yang dilakukan oleh aparat TNI/Polri di Kabupaten Nduga. Aparat harus mencegah timbulnya korban dari masyarakat sipil. Kalau mendapatkan indikasi masyarakat menyimpan bendera bintang kejora, serahkan kepada proses hukum saja. Itu akan lebih elegan ketimbang menyiksa masyarakat,โ kata Mandenas.
Mandenas berharap operasi pembebasan pilot Susi Air menggunakan strategi dan tidak berlandaskan kepada ego semata. Sebab, menurutnya, konflik di Papua tidak bisa hanya selesai di tingkat akar rumput saja, dan semua elemen negara Indonesia perlu dilibatkan.
โKita sama-sama ingin Papua aman dan damai. [Yang perlu] ditangani bukan hanya di tingkat grassroot saja, tapi juga sesuai dengan cluster kelompok masyarakatnya. Mari kita bersama-sama duduk dan mencari solusi untuk mengakhiri konflik di Papua,โ kata Mandenas. (*)