Jayapura, Jubi – Masyarakat Biak meminta Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) agar memberikan perhatian bagi mahasiswa Biak di kota studi. Dukungan dari pemerintah melalui DPRP sangat dibutuhkan bagi para mahasiswa Biak.
Hal itu disampaikan Maikel Awom dari Forum Peduli Kawasan Biak pada reses anggota DPRP, Yohanes L. Ronsumbre dari 14 kursi Pengangkatan Wilayah Pengangkatan Biak Numfor dan Supiori di Adoram Dewan Adat Biak, Kabupaten Byak Numfor, Kamis (05/05/2022).
Mahasiswa Biak di beberapa kota studi kata Awom, membutuhkan perhatian berupa bantuan biaya studi dan fasilitas asrama yang layak. Karena selama 20 tahun otonomi khusus berlangsung di Tanah Papua, mahasiswa Byak sangat minim mendapatkan perhatian dari Pemprov Papua.
“Mahasiswa Biak di Jayapura itu ribuan tapi fasilitas (asrama) untuk mahasiswa kurang layak. Jadi usulan buat kaka-kaka (DPRP) dong tolong perhatikan ini. Kita tidak bisa lepas anak pergi sekolah begitu saja tapi dukungan dari pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, Awom juga menyampaikan sudah saatnya Biak memiliki sebuah universitas negeri tersendiri. Ia menyampaikan bahwa sudah pernah ada rencana pembangunan universitas tapi hingga saat ini pembangunan kampus itu tidak terealisasikan.
Adapun aspirasi yang juga disampaikan pada reses itu yakni penolakan pembangunan bandar antariksa di atas tanah ulayat masyarakat adat Warbon di Kampung Saukobye. Pembangunan bandar ini tidak boleh dilakukan karena dari hasil kajian tidak layak dibangun dan bandara ini akan merampas ruang hidup masyarakat adat Warbon dan masyarakat di sekitarnya.
“Kami pemuda dan masyarakat adat Byak menolak dengan tegas pembangunan bandar antariksa. Kami tolak,” katanya.
Masyarakat Biak lainnya, Jhon Rumkorem mengatakan perlu adanya regulasi yang memberikan perlindungan bagi masyarakat adat Papua pada umumnya pada secara khusus masyarakat adat Biak. Regulasi itu diatur dalam Perdasus dan Perdasi yang menjadi acuan pelaksanaan UU Otonomi Khusus di Papua.
“Kita kalau tidak bikin barang itu nanti kita (OAP) akan tersingkir,” katanya. (*)
Discussion about this post