Nabire, Jubi – Sidang pemeriksaan saksi ketiga dalam perkara perdagangan senjata api yang didakwakan kepada pilot asal Papua, Anton Gobay di Pengadilan Zaranggani, Filipina, pada Jumat (5/1/2024) ditunda karena saksi tidak menghadiri persidangan. Anton Gobay kini menunggu sidang penetapan nilai uang jaminan yang akan digelar pada 29 Februari 2024.
Anton Gobay adalah seorang pilot asal Papua yang ditangkap polisi Filipina pada 7 Januari 2023, karena kedapatan memiliki 10 pucuk senjata api ilegal. Polisi menyebut senapan tersebut disebut akan dimasukkan ke Papua.
Pada Jumat, Anton Gobay dijadwalkan mengikuti sidang pemeriksaan saksi ketiga dalam perkaranya. Namun saksi jaksa itu tidak hadir. Anton Gobay menyatakan ketidakhadiran saksi ketiga itu memberi peluang baginya untuk meminta pengadilan menetapkan uang jaminan dalam perkaranya, karena kesaksian dua saksi terdahulu tidak kuat membuktikan kesalahan Gobay.
“Keterangan saksi [terdahulu menyatakan saya] tidak membahayakan, Saya hanya membawa senjati api, tanpa membawa peluru dan bom,” kata Gobay melalui layanan pesan WhatsApp pada Jumat.
Gobay mengatakan dirinya didakwa melanggar RA Philippines Sec 10591 pasal 28 bagian B tentang kepemilihan senjata api yang berhubungan dengan bagian (e) ayat (1) tentang kepemilikan amunisi. Akan tetapi, dalam persidangan tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Gobay memiliki amunisi atau peluru.
“Saksi bersaksi bahwa saya tidak membawa peluru dan bom sebagaimana yang dituduhkan dalam berkas perkara, sehingga majelis hakim dapat mempertimbangkan sesuai keterangan saksi meringankan,” katanya.
Gobay mengatakan dengan fakta itu ia berpeluang meminta pengadilan menetapkan uang jaminan dalam perkaranya. Peluang itu akan dia dapatkan jika jaksa melakukan perubahan resolusi perkara selama 15 hari kerja mendatang.
Menurutnya, sidang penetapan uang jaminan akan digelar pada 29 Februari 2024. Akan tetapi, ia memperkirakan pengadilan akan menetapkan nilai uang jaminan yang mahal, karena banyaknya barang bukti senjata api ilegal dalam perkara itu.
“Jumlah uang jaminan belum keluar, akan tetapi kemungkinan nilai uang jaminan akan mahal. Berdasarkan aturan di Filipina, senjata api yang [disita saat saya] ditangkap 10 pucuk, dan pembayaran uang jaminan itu untuk masing-masing pucuk [senjata api],” ujarnya.
Gobay minta dukungan dana dan doa dari seluruh rakyat Papua, Gereja, lembaga bantuan hukum dan perlindungan kemanusian di Tanah Papua. “Agar [saya bisa] menutup kasus sementara pada tanggal 29 February 2024,” katanya. (*)