Jayapura, Jubi – Sekretaris ULMWP atau United Liberation Movement West Papua Markus Haluk mengingat untuk tidak berharap kepada orang lain untuk menulis dan mendokumentasikan perjuangan sendiri, keringat dan harapan sendiri. Hal itu disampaikan Haluk di depan calon reporter Jubi pada pelatihan isu tematik di ruangan Sekolah Jujur Bicara, Redaksi Jubi, Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (4/1/2023).
“Budayakanlah menulis dan mendokumentasikan tentang apa yang kamu tahu, tentang apa yang kamu perjuangkan, tentang dirimu, keluargamu, organisasimu, dan bangsamu, supaya menjadi pembelajaran, menjadi pengetahuan untuk banyak orang,” katanya.
Haluk mengingatkan umur manusia terbatas, tapi coretan dalam bentuk tulisan buku akan kekal. Ia menceritakan tentang apa yang telah dilakukannya selama 20 tahun menulis, kemudian dibukukan dalam lima buku yang berbeda. Buku pertama berjudul “West Papua Kembali ke Pangkuan Melanesya” dan buku kedua “Fakta Pelanggaran HAM di West Papua”.
Kemudian buku ketiga berjudul “Bersama Tuhan Pasti Kita Menang”, buku keempat “Mewujudkan Visi Satu Tungku dalam Satu Honai Papua”, dan bukukelima berjudul “Kejahatan Kemanusiaan, Kehancuran Ekologi Freeport dan Pelanggaram HAM di Degeuwo Paniai”.
“Kelima buku itu seri pendidikan politik di West Papua. Buku itu menjadi kumpulan tulisan saya mengadvokasi di dalam berbagai kegiatan seminar, juga ada laporan pelanggaran HAM di Papua,” katanya.
Kelima buku itu diluncurkan di Grha Oikoumene, Jakarta pada Kamis, 15 Juni 2023. Selain kelima buku itu, Haluk juga menulis buku lain, salah satunya berjudul “Konflik dan Tragedi Kemanusiaan Nduga.
“Kaum intelektual siapapun engkau harus mendokumentasikan itu, karena orang tua kita berjuang dengan hanya bersabda dan tenaga, tapi kita berjuang selain bersabda, selain berjuang, kita kaum intelektual harus berjuang melalui tulisan,” katanya.
Usai menyampaikan materi, Markus Haluk menyerahkan kelima buku kepada Jub. Buku diterima wartawan Jubi Hengky Yeimo. (*)