Jayapura, Jubi – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih menggelar kegiatan usaha bertema pangan rakyat-pasar rakyat Papua atau Para-Para Papua.
Adelya Ruru, salah seorang mahasiswi dari FEB Uncen yang menjabat bendahara di tim usaha Pangktea di Jayapura pada Rabu (26/2/2025), mengatakan kegiatan usaha pangan lokal Papua itu adalah bagian dari mata kuliah komunikasi bisnis akuntansi project.
Kegiatan tersebut adalah sebuah pendekatan berbasis project based learning. Digelar selama hampir tiga minggu. melibatkan 24 kelompok mahasiswa. Kegiatan usaha tersebut terbagi dalam dua sesi. Pertama digelar pasar yang menjual pangan lokal Papua seperti ubi mentah. Pasar digelar 24 Februari-3 Maret 2025. Kedua digelar pada 5-24 Maret 2025. Difokuskan pada mini fast produk mandiri dari olahan pangan lokal.
“Dalam satu minggu ini kami menjual pangan lokal mentah dan dua minggu berikutnya kami akan menjual pangan lokal yang sudah diolah ,” katanya.
Adelya mengatakan pada hari pertama jualan ubi jalar, cukup sepi pembeli. Mayoritas mahasiswa kurang tertarik karena masih mentah. Mahasiswa lebih menyukai makanan jadi atau siap saji. Itu menjadi tantangan tersendiri bagi penjual.
“Tantangan lainnya adalah kita mahasiswa punya mata kuliah lain, sehingga bagaimana bisa menyiapkan produk karena kami jual seharian full. Kami punya banyak tugas sehingga dari segi waktu mengalami kesulitan, “ujarnya.
Ruru mengatakan strategi yang dilakukan adalah melakukan promosi melalui online. Menawarkan teman atau open pre order. Mereka membuat akun media sosial untuk promo.
Ketua Tim usaha Pangktea, Catur Yusuf Septio, mahasiswa FEB program studi S1 akuntansi mengatakan pangan lokal berupa ubi jalar mentah itu mereka dapatkan dengan membelinya dari mama-mama Papua yang berjualan di Pasar Otonom dan pasar Youtefa.
Pihaknya membeli ubi jalar mentah dari mama-mama Papua itu per-tumpuk Rp20-30 ribu. lalu menjualnya kembali senilai 10 ribu pertumpuk. Jumlah ubi jalarnya dikurangi kembali agar bisa mendapatkan keuntungan. Satu tumpuk isinya sekitar lima buah ubi jalar. Peminatnya tergolong sepi. Mahasiswa lebih suka makanan yang sudah diolah atau sudah jadi.
“Kami berharap lokasi jualannya sebaiknya tidak di kampus. Kalau bisa itu tempat yang lebih luas jangkauannya. Agar pembelinya berbagai macam orang. Targetnya bukan hanya mahasiswa tetapi masyarakat luas, “ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Gloria Ramandey dari Fakultas Teknik Jurusan Planologi mengatakan, ia tertarik membeli ubi jalar mentah karena ia suka memasak. Selain itu, ia mendukung pengembangan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa FEB Uncen, agar usaha mereka dapat berkembang.
“Usahanya bagus karena dengan begini saya juga bisa buat semacam makanan atau minuman jenis lain begitu, jadi yang jual itu ada pangsit dan ubi sehingga saya tertarik untuk mau beli dan rasa. Saya tadi beli lima buah ubi jalar dengan harga Rp10.000, “katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!