Nabire, Jubi – Polres Nabire dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire menyimpulkan kematian Norlince Pekei bukan akibat keracunan. Mereka tidak menemukan bahan beracun dalam hasil uji sampel terhadap makanan.
Dokter Spesial Penyakit Dalam RSUD Nabire Ummul menyatakan Pekei meninggal akibat gagal pernapasan. Adapun busa yang keluar dari mulut dan hidung mendiang merupakan efek resusitasi atau pertolongan pertama untuk memacu kembali detak jantung Pekei.
“Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura telah memeriksa sampel berupa tiga botol air dan makanan [yang dikonsumsi Pekei]. Berdasarkan anamnesa [keterangan] dokter IGD [instalasi gawat darurat], pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium, kami simpulkan penyebab kematian pasien [Pekei] tidak ada hubungan dengan keracunan,” kata Ummul, saat konferensi pers di Polres Nabire, Kamis (17/1/2025).
Norlince Pekei ialah seorang perawat medis di Rumah Sakit Umum Pratama Deiyai. Dia meninggal akibat diduga keracunan seusai menyantap makanan yang dibelinya di Pasar Bumi Wonorejo Nabire, sekitar dua pekan lalu.
“Pasien [Pekei] datang bersama suaminya dalam keadaan sesak napas. Setelah diperiksa, saturasi oksigennya 35 persen [sangat rendah], dan denyut nadinya 140 bpm [sangat cepat],” kata Nadia Tenriany Najib, dokter jaga yang menangani Pekei.
Menurutnya, mereka telah melakukan serangkaian tindakan medis untuk menyelamatkan Pekei. Namun, nyawanya tetap tidak tertolong.
“Kami tidak mendapati kelainan apa pun pada kondisi fisik jenazah, kecuali tanda-tanda gagal napas, seperti bibir, jari tangan, dan kaki kebiruan. Penyebab kematian tidak bisa ditentukan secara pasti karena tidak dilakukan autopsi,” kata Nadia.
Kepala Polres Nabire Samuel D Tatiratu menyatakan mereka juga telah memeriksa tujuh penjual makanan yang dibeli Pekei. Selain itu, memeriksa tiga orang dokter yang menangani mendiang di RSUD Nabire.
“Keluarga korban [Pekei] menolak diautopsi sehingga kami hanya melakukan uji sampel makanan [dan pemeriksaan saksi-saksi]. Kami juga sudah buatkan berita acara penolakan autopsinya,” kata Samuel.
Ferdinant Pakage, suami Pekei berkukuh kematian istrinya akibat keracunan makanan. Menurutnya, dugaan penyebab kematian tersebut juga dibenarkan dokter jaga IGD RSUD Nabire.
“Setelah ibu [Pekei] hembuskan nafas terakhir, dokter jaga secara spontan mengaku busa di mulut dan hidung itu karena keracunan makanan. Kenapa [fakta tersebut] mesti disembunyikan saat konfrensi pers,” kata Pakage, mengonfirmasi kepada Jubi.id, Jumat.
Dia mengaku mendiang istrinya juga tidak mendapat perawatan layak selama RSUD Nabire. Menurutnya, dokter dan perawat tidak melakukan tindakan medis untuk menyelamatkan Pekei.
“Saya sebagai saksi tunggal yang antar ke RSUD Nabire. Dokter dan perawat tidak melayani almarhumah, tetapi mereka [saat konferensi pers] bicara seolah telah melakukan tindakan medis,” kata Pakage.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Nabire Ajun Komisaris Berthu HE Anwar menyatakan penyelidikan atas kematian Pekei tetap berlanjut. Mereka mesti memastikan tidak ada pelanggaran terhadap Undang Undang Perlindungan Konsumen.
“Polres Nabire berkomitmen menyelesaikan secara profesional kasus ini. [Namun,] kendalanya ialah keluarga menolak jenazah korban [Pekei] diautopsi,” kata Berthu. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!