Jayapura, Jubi – Ikatan Pelajar Mahasiswa Pogoma atau IPMP Kota Jayapura mendesak pemerintah menarik seluruh kekuatan militer nonorganik di Kabupaten Puncak. Menurut mereka, penempatan pasukan tersebut tidak sah.
Ketua IPMP Yael Murib mengatakan pasukan TNI dan Polri tersebut berada Pogoma, Sinak Barat, Bina, dan Kemburu. Mereka ditempatkan sejak bulan lalu.
“Pasukan TNI dan Polri masuk tanpa diketahui masyarakat. Kami menolak keberadaan pos militer dan mendesak pemerintah menampung pengungsi,” kata Murib, saat konferensi pers di Asrama Mahasiswa Sinak, Jumat (21/3/2025)
Menurut alumnus IPMP Nasen Ginikbak, pengerahan pasukan TNI dan Polri menggunakan helikopter sejak 4 Februari lalu. Mereka kemudian menjadikan gereja sebagai salah satu pos pengamanan.
“Mereka menempati gedung GKI [Gereja Kristen Injili di Tanah Papua] di Sinak Barat. Jemaat disuruh beribadah di tenda di luar gereja,” kata Ginikbak.
Dia menyatakan ada sekitar 200 warga mengungsi ke Timika akibat konflik bersenjata di Pogoma, Sinak Barat, Bina, dan Kembur. Selain itu, terdapat sejumlah warga mengungsi ke Jayapura, dan Wamena.
“Kami mendesak penarikan pasukan militer Pogoma, Sinak Barat, Bina, dan Kembur. Penempatan mereka ilegal karena tanpa persetujuan masyarakat, pemerintah daerah, dan DPR-RI,” kata Ginikbak. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!