Jayapura, Jubi – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua dari Kelompok Kerja (Pokja) Agama Daud Lod Wenda melaksanakan kegiatan Hearing Dialog untuk koordinasi, konsultasi, dan pengambilan data profil lembaga keagamaan di Provinsi Papua.
Hearing yang digelar dengan pimpinan BPP-PGBWP (Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua) serta pimpinan wilayah, gembala, pemuda, dan umat diadakan di Kantor BPP-PGBWP Padang Bulang, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Selasa (18/3/2025).
Daul Lod Wenda mengatakan hearing bertujuan untuk mendengarkan gereja-gereja dan mengambil data-data untuk di-input terkait informasi mengenai sejarah, luas wilayah pelayanan, jumlah pekerja, jumlah umat, jumlah instansi yang dikelola, dan badan hukum gereja Baptis.
“Data yang diambil akan dibawa kepada pimpinan untuk didiskusikan lagi di tingkat pokja,” katanya.
Tujuan MRP mengumpulkan data, kata Wenda, agar MRP memiliki ‘data base’ terkait organisasi gereja supaya MRP bisa mendorong kepada pemerintah untuk memerhatikan gereja, baik untuk pembangunan fisik maupun pembinaan-pembinaan keagamaan.
Sekretaris Jenderal PGBWP Nilas Kogoya berterima kasih atas kunjungan anggota MRP Papua, khususnya MRP Pokja Agama. Ia mengatakan berdiskusi dan menyampaikan saran dan masukan kepada anggota MRP Pokja Agama untuk penertiban gereja-gereja di Provinsi Papua.
Ia mengatakan ada sejumlah data yang diminta Anggota MRP, di antaranya sejarah gereja Baptis, luas pelayanan wilayah, jumlah umat Baptis, jumlah gereja dan lainnya.

“Kami bersyukur, ini kali kedua MRP berkunjung kepada jemaat di PGBWP ini, kami berikan apa yang diminta sebagai data base Gereja Baptis, profil, jumlah wilayah, jumlah gereja, dan jumlah umat. Secara keseluruhan PGBWP mempunyai 28 wilayah pelayanan yang meliputi seluruh Tanah Papua, 230 gereja, dua gereja otonom, dan umat 122.594 jiwa,” katanya.
Dalam hearing Nilas Kogoya mengatakan sebagian orang berpandangan negatif dan mencurigai bahwa gereja Baptis sebagai gereja yang berpolitik atau berseberangan dengan negara. Karena itu ia menegaskan bahwa organisasi Gereja Baptis West Papua tidak berafiliasi dengan organisasi politik mana pun atau negara, karena gereja Baptis pada prinsipnya menjunjung otonomi gereja sehingga tidak berkompromi dengan organisasi atau negara, kecuali bermitra.
“Tidak tahu orang punya pemahaman apa dengan Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua ini. Faktor apa orang punya pandangan dengan gereja Baptis ini, kami tidak mengerti. Saya kira banyak orang keliru dengan gereja Baptis West Papua, padahal gereja ini esensinya melayani umat sesuai tanggung jawab amanat Agung Yesus,” katanya.
Kogoya berharap emua orang di atas Tanah Papua tidak salah paham atas gereja Tuhan tersebut. Karena gereja tersebut ada untuk menggembalakan umat yang ada di Tanah Papua.
Ia meminta agar tidak mempolitisir gereja dengan padangan-padangan negatif yang tidak bertanggung jawab seperti itu, karena gereja berjalan sesuai dengan mandat yang diberikan Tuhan Allah.
“Kalau soal gereja menyampaikan suara kenabian, ya itu memang tugas gereja. Gereja tidak boleh diam atas ketidakadilan yang terjadi terhadap umat, gereja harus bersuara menyampaikan suara kenabian, itu esensi dari gereja,” katanya.(*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!