Jayapura, Jubi – Sejumlah warga memalang atau menyegel Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (27/6/2024). Mereka memprotes hasil validasi data honorer dalam rencana penerimaan calon aparatur sipil negara atau ASN Pemerintah Kota Jayapura. Warga menilai Pemerintah Kota Jayapura mengabaikan nasib para honorer dari kalangan Orang Asli Papua setempat.
Aksi pemalangan diikuti pembakaran ban bekas dan pembentangan sejumlah spanduk bernada protes. Narasi pada spanduk tersebut berisikan kecaman, kekecewaan, dan ungkapan dugaan kecurangan dalam pendataan calon ASN Pemerintah (Pemkot) Kota Jayapura.
Ketua Dewan Presidium Pemuda Adat Tabi Kota Jayapura Frank Reynould Tjoe menyatakan Pemkot Jayapura telah berlaku tidak adil terhadap Orang Asli Papua (OAP). Karena itu, dia mengancam akan memperluas aksi pemalangan hingga ke sejumlah aset Pemkot Jayapura.
“Ini [tindakan Pemkot Jayapura] namanya kriminal, mencuri hak orang lain. Kalau tidak ada jawaban [permasalahanya tidak diselesaikan], kami akan palang beberapa akses [jalan, dan fasilitas pemerintahan],” kata Tjoe.
Massa aksi diterima Sekretaris Daerah Kota Jayapura Frans Pekey. Dia menyatakan Pemkot Jayapura menunda tes tertulis seleksi ASN, yang sedianya digelar pada 3–4 Juli mendatang. Mereka juga akan menvalidasi ulang data seluruh honorer Pemkot Jayapura.
“Validasi ulang itu melibatkan para honorer dan hasilnya akan direviu Inspektorat Kota Jayapura. Setelah itu, dilanjutkan dengan seleksi administrasi untuk mengisi 3.200 formasi ASN, yang terdiri atas sekitar 1.000 PNS [pegawai negeri sipil], dan 2.000 PPPK [pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja],” kata Pekey di hadapan para pengunjuk rasa.
Pekey melanjutkan validasi ulang jumlah honorer akan merujuk kepada data resmi yang dirilis Badan Kepegawaian Negara. Dia juga memastikan seluruh tahapan penerimaan ASN Pemkot Jayapura harus selesai sebelum akhir tahun ini.
Aksi pemalangan terhadap Kantor Wali Kota Jayapura berlangsung sekitar pukul 07:00 hingga 17:00 Waktu Papua. Massa membubarkan diri dan mengakhiri pemalangan setelah mendengar penjelasan dari Pekey. Selain di Kantor Wali Kota Jayapura, aksi pemalangan terjadi di Puskesmas Imbi, dan Kantor Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara. (*)
Discussion about this post