Merauke, Jubi – Panitia Hari Ulang Tahun (HUT) 121 Kota Merauke, Kabupaten Merauke, Papua Selatan menyelenggarakan lomba panah tradisional, Jumat (03/02/2023). Perlombaan ini mengikutsertakan sebagian besar atlet panah tradisional Marind, yang merupakan suku besar di Merauke.
Lomba panahan tradisional ini dilaksanakan di Kelurahan Samkai, Kamahedoga dan Kelapa Lima Merauke serta diikuti 200-an peserta dari berbagai kelurahan.
Pantauan Jubi di Kelurahan Samkai, lomba panah tradisional digelar di halaman belakang Gereja Sta. Theresia Buti dan dikuti oleh 125 pemanah dari berbagai kelurahan dan kampung di Distrik Merauke. Sedangkan di Kelurahan Kamahedoga, lomba panah tradisional berlangsung di area pelabuhan rakyat Gudang Arang Merauke, dan diikuti oleh 40-an peserta.
Ketua koordinator seksi perlombaan HUT 121 Kota Merauke, Mike Christian Walinaulik mengatakan bahwa lomba panah tradisional menjadi ajang pelestarian warisan budaya daerah di Marind. Dalam lomba panah tradisional, budaya kearifan lokal yang lebih ditonjolkan.
“Jadi kita mau tonjolkan nilai budaya setempat, ya. Kita coba variasi dengan standar budaya setempat. Karena Merauke ini memiliki banyak keunikan. Paling tidak harus ada keterwakilan kearifan lokal kemudian disesuaikan dengan standar budaya di luar daerah,” kata Mike Christian kepada wartawan.
Mike mengungkapkan, kekhasan lomba panah tradisional di Papua Selatan, khususnya di Merauke tergantung pada kebiasaan berburu dan jenis bahan alam digunakan sebagai alat berupa busur dan anak panah.
“Kekhasan di sini mungkin kita bisa lihat saudara kita dari Suku Marind Merauke, mereka punya busur dan anak panah yang panjang dan besar terbuat dari bambu. Kalau suku lain mungkin terbuat dari bahan alam lain seperti rotan dan sebagainya,” tuturnya.
Kriteria penilaian lomba panah tradisional, menurut Mike, adalah akurasi panah dalam mencapai sasaran di papan target. Setiap peserta berkesempatan memanah tiga kali dengan nilai tertinggi dihitung berdasarkan akumulasi anak panah yang tertancap di dalam lingkaran papan target yang beri skor poin dari 10-100.
“Kriteria penilaian itu ada nomor. Jadi ada poin yang di tengah itu dari 10 sampai 100. Kalau kena di tengah itu 100, terus 90 dan kemudian dihitung akumulasi poin sasaran selama 3 kali memanah. Pemenang dengan nilai poin tertinggi akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan,” tutupnya. (*)