Sentani, Jubi – Uang yang beredar mencapai satu miliar rupiah, selama pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI berlangsung di Kabupaten Jayapura,
Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw menjelaskan bahwa uang tersebut beredar pada tenda-tenda UMKM yang dipersiapkan oleh panitia, baik yang ada di pelataran Stadion Bas Youwe dan di kawasan Pantai Wisata Kalkote Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
“Tenda para pengusaha ini menjual makanan khas Papua, pernak-pernik kerajinan tangan hingga baju dari kulit kayu, noken dan berbagai eneka kuliner dari sagu, ubi dan berbagai jenis minuman siap saji,” ujar bupati di Sentani, Rabu (2/11/2022).
Dikatakan, untuk mengetahui jumlah anggaran yang beredar selama pelaksanaan KMAN VI ini, dihitung oleh tim yang dibentuk oleh Badan Penelitian Daerah serta Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Perindag Kabupaten Jayapura.
Selama pelaksanaan KMAN VI, kata dia, fokus kegiatan memang selama dua hari di sejumlah kampung di pesisir Danau Sentani, tetapi panggung hiburan di Kalkote tetap berjalan hingga hari terakhir, karena banyak stan dan tenda yang terpasang di Kalkote.
Sementara di pelataran Stadion Bas Youwe, kegiatan juga berjalan seperti biasa setelah Yo Riyaa (sarasehan) dilaksanakan. “Banyak dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat dan para pengusaha lokal kita selama berlangsungnya kongres,” katanya.
Ketua Panitia KMAN VI Kabupaten Jayapura, Timoteus Demetouw mengatakan ada puluhan tenda UMKM yang terdata di panitia KMAN VI dalam mendukung dan menyukseskan pelaksanaan kegiatan nasional ini.
Fokus kegiatan untuk UMKM memang dipusatkan di Pantai Wisata Khalkote dan setiap hari ada banyak pengunjung yang datang untuk membeli hasil kerajinan mama-mama Papua seperti noken, tas tangan dari kulit, topi bulu kasuari dan manik-manik serta kuliner khas Papua yang dijual di sana.
“Yang terpenting di sini adalah, dampak positif dari event nasional ini dapat dirasakan juga oleh seluruh masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Ada peningkatan pendapatan secara signifikan dari waktu sebelum ada kegiatan KMAN VI, hal ini patut kita syukuri,” katanya.
Demetouw juga berharap, aktivitas ekonomi melalui UMKM masyarakat tetap dilaksanakan di setiap kampung, tidak hanya dalam momen-momen tertentu atau ada event nasional seperti KMAN VI ini saja.
“Kegiatan ekonomi masyarakat itu layaknya pekerjaan kita setiap saat untuk menghidupi keluarga, juga untuk meningkatkan sistem penjualan dan pendapatan dari usaha yang dikerjakan,” ucapnya. (*)
