Jayapura, Jubi – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM mengumumkan kepada semua sekolah di Papua, terutama di wilayah konflik bersenjata, untuk mogok belajar selama TNI/Polri menjadikan sekolah sebagai pos militer.
TPNPB-OPM menduga, selain menjadi guru, TNI/Polri juga akan bertugas sebagai tenaga kesehatan atau dokter di daerah Papua, sehingga sekolah-sekolah harus dikosongkan.
Hal tersebut dinyatakan juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Papua, Selasa (18/2/2025).
“Markas Pusat Komnas TPNPB juga telah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap Sinak pada hari ini, Senin, 17 Februari 2025 bahwa TPNPB Kodap Sinak siap bertanggung jawab atas pembakaran sebuah gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Agandugume di Sinak, Kabupaten Puncak yang dibakar sekitar jam 19.00 malam pada Jumat, 14 Februari 2025,” katanya.
Sambom mengatakan, TPNPB-OPM membakar gedung SMP Agandugume di Sinak, karena sekolah tersebut dicurigai telah digunakan TNI/Polri, selama melakukan operasi militernya.
“Pasukan TPNPB Kodap Sinak lebih lanjut melaporkan bahwa aparat militer Pemerintah Indonesia sedang melakukan operasi militer di Kampung Timobut, Kabupaten Puncak sejak kemarin dan sudah mengambil alih rumah-rumah warga sipil, untuk dijadikan pos militer setelah lebih dari 450 aparat militer memasuki wilayah perang di Kabupaten Puncak sejak Rabu (5/2/2025). Sampai saat ini mereka terus melakukan operasi di kampung-kampung warga sipil,” katanya.
Sambom menantang TNI/Polri tidak menyasar warga sipil dalam melakukan operasi, tetapi berperang melawan pasukan TPNPB-OPM.
“Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB juga mengimbau kepada militer Pemerintah Indonesia untuk segera hentikan operasi di sekolah-sekolah dengan alasan membagi makanan bergizi ke anak-anak sekolah, ibu hamil dan seluruh orang Papua di tempat umum. Jika itu masih terjadi, TPNPB siap melakukan mogok pendidikan bagi pelajar di tanah Papua,” kata Sebby Sambom.
“Terlebih khusus, sekali lagi, bagi orang Papua untuk segera hentikan konsumsi makanan yang sudah dibungkus atau pun belum yang dibagikan oleh militer Indonesia di wilayah konflik karena itu adalah racun,” kata juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!