Enarotali, Jubi – Seluruh pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Paniai lumpuh total sejak Minggu pagi (26/5/2024). Paramedis ketakutan karena pasukan gabungan TNI dan Polri menempati lantai III gedung rumah sakit tersebut.
Direktur RSUD Paniai Agus mengatakan tidak ada paramedis bertugas sejak pasukan keamanan menempati lantai III gedung rumah sakit tersebut. Karena itu, sebanyak enam pasien rawat inap mereka titipkan ke Rumah Sakit Umum Pratama Deiyai. Adapun selebihnya dipindahkan ke Puskesmas Enarotali dan dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Jadi, sementara waktu pelayanan [di RSUD Paniai] dialihkan ke Puskesmas Enarotali, dan Rumah Sakit Umum Pratama Deiyai. [Untuk pasien yang dipulangkan] juga masih bisa berkonsultasi [dengan dokter] lewat telepon,” kata Agus melalui pesan instan seluler.
Agus mengatakan ada enam pasien rawat inap dipindahkan ke Rumah Sakit Pratama Deiyai. Mereka merupakan pasien anak.
“Di sana ada dokter spesialis anak. Namun, kami tetap membekap [kebutuhan] obat, oksigen, dan bahan medis habis pakai [untuk pasien-pasien tersebut],” ujarnya.
Agus mengaku penempatan pasukan keamanan bukan kebijakan dari manajemen RSUD Paniai, melainkan instruksi dari Kementerian Kesehatan. Dia berharap semua pihak dapat bekerja sama dengan baik sehingga pelayanan kembali normal di RSUD Paniai.
Direktur Rumah Sakit Umum Pratama Deiyai Selvianus Ukago mengatakan mereka tetap berkoordinasi dengan pihak RSUD Paniai dalam merawat enam pasien titipan. RSUD Paniai juga telah memenuhi seluruh kebutuhan medis pasien tersebut.
“Dokter anak dari kedua rumah sakit sudah saling berkoordinasi [mengenai perawatan pasien]. RSUD Paniai juga telah memenuhi kebutuhan pengobatan pasien,” kata Ukago.
Kepala Puskesmas Enarotali Rosalina Yogi mengatakan sejumlah pasien titipan dari RSUD Paniai juga sudah tiba di puskemas tersebut. Para pasien itu hendak menjalani persalinan.
“Ibu-ibu yang [hendak] bersalin di RSUD Paniai sudah dipindahkan ke Puskesmas Enarotali. Itu karena kami punya petugas, alat, dan fasilitas lengkap [untuk layanan persalinan],” kata Yogi.
Pindah lokasi
Penjabat Bupati Paniai Denci Meri Nawipa mengatakan mereka akan segera memindahkan keberadaan para aparat keamanan dari RSUD Paniai. Rencana pemindahan itu akan rapatkan bersama pada Senin.
“Besok, aparat keamanan itu pindahkan ke kediaman bupati, atau di dekat terminal [Enarotali]. Itu supaya pelayanan di RSUD Paniai tetap jalan,” kata Nawipa saat ditelepon Jubi.
Menurutnya, ada beberapa versi mengenai alasan penempatan sejumlah aparat keamanan di RSUD Paniai. Salah satu versi menyebut penempatan itu dipicu rumor mengenai kebakaran RSUD Paniai sehingga petugas kesehatan menginginkan pengamanan di RSUD tersebut.
“Kemarin malam [Sabtu], ada aparat keamanan masuk [menempati] RSUD Paniai. Itu karena ada petugas medis sebarkan informasi mengenai kebakaran di rumah dokter dan perawat. Kebakaran tersebut padahal terjadi di rumah warga lain,” kata Nawipa.
Nawipa mengatakan dia juga telah melaporkan kepada Penjabat Gubernur Ribka Haluk mengenai penempatan pasukan keamanan di RSUD Paniai. Kepada Haluk, Nawipa memastikan mereka sedang menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kunci rusak
Kepala Pusat Penerangan Kodam Cenderawasih Letnan Kolonel Candra Kurniawan mengatakan penempatan pasukan di RSUD Paniai atas permintaan petugas medis setempat. Mereka merasa terancam keselamatannya oleh aksi Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Informasi yang beredar di media sosial mengenai pengusiran pasien dan penutupan Ruang IGD RSUD Paniai, itu hoaks. Aparat TNI saat itu justru sedang mengamankan RSUD Paniai karena ada pengaduan dari masyarakat, gerombolan OPM akan membakar rumah sakit tersebut,” kata Candra melalui keterangan tertulis.
Bantahan serupa disampaikan Kepala Polres Paniai Ajun Komisaris Besar Polisi Abdus Syukur Felani. Dia meminta masyarakat tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.
“Penutupan IGD merupakan inisiatif petugas RSUD Paniai karena kunci pintunya rusak. Petugas piket belum datang pada Minggu pagi sehingga dia menutup pintu IGD untuk mencegah pencurian di ruangan tersebut,” kata Abdus.
Pihak OPM membantah rumor mengenai rencana pembakaran terhadap RSUD Paniai. Mereka justru menuding pihak TNI dan Polri telah menganggu pelayanan masyarakat di RSUD tersebut.
“Dari video [yang beredar luas] itu, kami bisa tahu, TNI/Polri menyuruh petugas medis menutup pintu IGD RSUD Paniai. Jadi, mereka sudah atur skenario [rencanakan penutupan IGD],” kata Panglima West Papua Army Damianus Magai Yogi. (*)