Jayapura, Jubi – Pemimpin pro-kemerdekaan Kanak, Christian Téin akan tetap berada di penjara Prancis daratan untuk sementara waktu sesuai keputusan Pengadilan Banding di Nouméa pada Jumat (29/11/2024) lalu.
Keputusan ini merujuk pada keputusan sebelumnya pada 22 Oktober dari Pengadilan Kasasi, yang bertugas menetapkan kemungkinan kesalahan prosedural dalam putusan sebelumnya, demikian dikutip jubi.id dari rnz.co.nz, Senin (2/12/2024).
Pengadilan Kasasi menemukan beberapa kelemahan dalam prosedur yang membenarkan kasus tersebut disidangkan lagi oleh Pengadilan Banding.
Pada Jumat (29/11/2024), pengacara Téin, Pierre Ortet, mengonfirmasi penahanan kliennya di daratan Prancis (di penjara Mulhouse, Prancis Timur Laut) dipertahankan sebagai hasil dari sidang Pengadilan Banding terakhir yang digelar secara tertutup di Nouméa.
Namun, ia juga mengatakan kepada media lokal bahwa ia sekarang bermaksud membawa masalah tersebut ke Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa, serta mekanisme hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya mengenai keadaan seputar pemindahan Téin ke Prancis (pada 23 Juni 2024) dengan menggunakan pesawat sewaan khusus, menyusul penangkapannya di Nouméa pada 19 Juni.
Jaksa Penuntut Umum Nouméa, Yves Dupas mengatakan kepada media lokal dalam sebuah wawancara pada Jumat, 29 November bahwa dalam kasus ini, langkah selanjutnya akan terjadi “pada suatu waktu di Januari” (2025), ketika pidana Pengadilan Kasasi diharapkan akan memberikan putusan lain.
Menanggapi komentar terkini yang dilontarkan oleh partai pro-kemerdekaan Union Calédonienne, yang menyatakan Téin adalah tahanan politik, Dupas mengatakan Téin dan orang lain yang menghadapi dakwaan serupa “masih dianggap tidak bersalah”, tetapi “bukan tahanan politik, mereka tidak ditahan terkait motif politik”.
Kejahatan yang dituduhkan, katanya, adalah “kejahatan dan tindak pidana yang terkait dengan kejahatan terorganisasi”.
Ketujuh tuduhan tersebut mencakup keterlibatan dalam percobaan pembunuhan, pencurian yang melibatkan penggunaan senjata, dan konspirasi untuk mempersiapkan tindakan kejahatan terorganisasi.
Pembelaan Téin menegaskan bahwa kliennya tidak pernah berniat melakukan kejahatan tersebut.
Christian Téin adalah kepala Sel Koordinasi Aksi Lapangan (CCAT), sebuah kelompok yang dibentuk akhir tahun 2023 oleh partai pro-kemerdekaan terbesar dan tertua, Union Calédonienne.
Sejak Oktober 2023 dan seterusnya, CCAT mengorganisasikan pawai dan demonstrasi yang kemudian berubah menjadi kerusuhan, dimulai pada 13 Mei, yang menyebabkan 13 orang tewas dan kerugian materiil diperkirakan mencapai 2,2 miliar Euro, terutama di wilayah Greater Nouméa.
“Penyelidikan yudisial bertujuan untuk menetapkan setiap penanggung jawab, terutama pada tingkat ‘pemberi perintah'”, kata Dupas kepada Radio lokal Rythme Bleu pada Jumat (29/11/2024).
Ia mengonfirmasi enam orang masih ditahan di beberapa penjara di daratan Prancis, termasuk Téin.
Tiga orang lainnya telah dibebaskan di bawah kendali peradilan dengan kewajiban untuk tetap berada di daratan Prancis.
“Anda lihat, perwujudan kebenaran butuh waktu. Keadilan butuh ketenangan, itu sangat penting,” komentarnya.
Akhir Agustus, Téin juga dinominasikan sebagai presiden partai pro-kemerdekaan FLNKS di Kongresnya.
Kongres Agustus 2024 juga ditandai dengan ketidakhadiran dua pilar utama gerakan lainnya, UPM dan PALIKA, yang kemudian menegaskan niat mereka untuk menjauhkan diri dari FLNKS. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!