Jayapura, Jubi – Tim Muaythai PON Papua yang sedang dipersiapkan menuju Pekan Olahraga Nasional atau PON XXI Aceh – Sumatera Utara baru saja mengikuti Kejuaraan Sport Tourism di Badung, Bali, 3-8 Juli 2024. Tim Muaythai PON Papua membiayai sendiri keikutsertaan mereka dalam kejuaraan itu, dan berhasil menggondol enam medali emas.
Dalam kejuaraan yang dijadikan ajang try out atau menambah jam bertanding atlet itu, Tim Muaythai PON Papua menurunkan empat atlet yang berhasil meraih medali emas. Mereka adalah Oskar Silvester Piuw (kelas 75 kg putra), Rahmad Ghozali (kelas 60 kg putra), Muhammad Bayan Hamid (kelas 48 kg putra), dan Yael Konstantina Awom (kelas 48 kg putri).
Keempat atlet itu tengah menjalani pemusatan latihan Tim Muaythai PON Papua yang digelar di Surabaya, Jawa Timur. Mereka mendapat undangan penyelenggara Sport Tourism Badung itu.
“Sport Tourism itu bukan hanya [mempertandingkan] cabang olahraga muaythai. Ada beberapa cabang olahraga lainnya yang dipertandingkan. Cabang olahraga muaythai [dalam kejuaraan itu merupakan] turnamen terbuka, dan sudah seperti turnamen profesional,” kata Pelatih Tim Muaythai PON Papua, Donny Ayorbaba.
Sebagai turnamen terbuka, pertandingan muaythai dalam Sport Tourism itu diikuti sejumlah petarung muaythai dari mancanegara. Sejumlah atlet Pemusatan Latihan Nasional maupun atlet PON dari provinsi lain juga turut bertanding di sana.
“Lawan kami ada dari beberapa provinsi, seperti Kalimantan Timur, Jawa Timur, Banten, dan Papua Tengah. Bukan hanya itu, ada petarung dari kamp [atau klub muaythai] di sana, dan juga ada yang berasal dari luar negeri, seperti Rusia, Spanyol, Prancis, Australia dan lainnya,” ungkap Ayorbaba.
Menurutnya, ajang Sport Tourism bagus untuk menambah jam tanding atletnya sebelum bertolak ke PON XXI Aceh – Sumatera. Apalagi kejuaraan itu diikuti sejumlah atlet muaythai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
“Kami memang membutuhkan jam terbang. Memang lawan kita semuanya petarung bagus, dan turnamennya juga profesional,” katanya.
Kalahkan atlet Pelatnas dan petarung Eropa
Atlet Muaythai Papua tak minder tampil dalam kejuaraan Sport Tourism. Salah satu atlet muaythai Papua, Oskar Silvester Piuw yang turun di kelas 75 kg putra harus banting tulang menghadapi tiga petarung sekaligus.
Pada penampilan perdana, Piuw berhadapan dengan petarung Bali, I Gede Dani dari klub Muay Thai Karangasem. Di partai itu, Piuw menang TKO pada ronde pertama, dan mendapatkan medali emas.
Pada pertarungan kedua, Piuw bertemu petarung asal Provinsi Banten, Sandi Hidayat yang juga akan tampil di PON XXI. Sandi Hidayat adalah atlet Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) SEA Games Kamboja 2023. Piuw mampu menang angka atas Sandi, dan merebut medali emas keduanya.
Atlet berusia 24 tahun itu merebut medali emas ketiganya setelah mengalahkan petarung asal Spanyol, Jacob Santana Afonso. Piuw menang angka atas Afonso.
“Oskar Silvester Piuw langsung dapat lawan tiga. Dia dapat tiga medali emas dari tiga pertarungan itu,” kata Donny Ayorbaba.
Ayorbaba memuji penampilan ketiga atlet muaythai Papua lainnya, yakni Rahmad Rizal Ghozali, Muhammad Bayan Hamid, dan Yael Awom. Ketiganya juga meraih medali emas.
“Atlet andalan kami, Rahmad Ghozali tidak ada kendala. Atlet kamiMuhammad Bayan Hamid di kelas 48 kg juga menang melawan atlet dari Bali yang pernah dapat medali emas di kejuaraan di Thailand. Begitu juga dengan Yael Awom, atlet putri kita,” ujar Ayorbaba.
Ia menilai hasil yang dicapai keempat atlet muaythai Papua itu menunjukkan peningkatan performa dan juga ketahanan fisik mereka setelah menjalani pemusatan latihan di Surabaya. Ayorbaba berharap kemampuan keempat atlet terus berkembang hingga mencetak prestasi dalam PON XXI.
“Secara fisik, atlet kita sudah mencapai 80 persen [dari target]. Semoga 20 persen [kekurangannya yang tuntas] dalam beberapa hari ke depan. Apa yang kami lakukan di Bali itu bisa lebih meningkat dan lebih bagus lagi,” katanya.
Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, George Weyasu mengaku bangga dengan prestasi Tim Muaythai PON Papua itu. Ia menyatakan cabang olahraga muaythai memang termasuk cabang olahraga unggulan medali bagi Kontingen PON Papua.
“Peluang medali dari bela diri itu pasti ada, seperti muaythai, kick boxing, dan pencak silat yang terus berlatih setiap hari. Atlet Muaythai berhasil meraih medali di Bali, dan itu menjadi tolak ukur kami [dalam menentukan] target medali PON XXI nanti,” kata Weyasu.
Berdarah-darah demi nama Papua
Oskar Silvester Piuw mengaku tak pernah patah semangat ketika bertarung di atas ring. Ia anggota polisi Kepolisian Daerah Papua. Keberaniannya bertarung tak diragukan lagi.
Piuw tak menyerah dalam pertarungan melawan tiga petarung pada Sport Tourism itu, meskipun lawan yang dihadapi terbilang berat. Wajahnya bahkan bercucuran darah akibat kontak fisik dengan petarung asal Spanyol, Jacob Santana.
“Tuhan yang kasih saya kekuatan, dan saya selalu ingat dengan Oma dan Opa saya yang membuat saya tetap semangat. Saya berjuang keras di atas ring, juga karena cinta dan kesetiaan akan tanah kelahiran saya, Papua,” kata Piuw.
Piuw saat ini masih mengikuti pemusatan latihan atau TC Tim Muaythai PON Papua di Surabaya. Ia tetap bertahan menjalani TC itu, kendali harus berlatih menggunakan biaya sendiri lantaran Pemerintah Provinsi Papua tidak kunjung mengeluarkan dana untuk membiayai persiapan Kontingen PON Papua.
Meski sedikit kecewa dengan situasi itu, Piuw tetap menjalani latihan bersama rekan-rekannya. Ia optimis dirinya berpeluang besar menyumbangkan medali bagi Kontingen PON Papua.
“Itu semua demi mengharumkan nama Papua. Walaupun sebenarnya [saya] ada rasa kecewa juga, karena belum ada dukungan anggaran dari Pemerintah Papua. Saya melihat ada peluang untuk bisa memberikan yang terbaik di PON XXI,” katanya.
Dengan prestasinya itu, Piuw juga berharap mendapatkan izin dan dukungan dari Kepolisian Daerah Papua untuk menjalani pemusatan latihan di Surabaya. “Saya berharap bisa mendapatkan dukungan juga dari Polda Papua dan bisa mendapatkan kelonggaran waktu izin yang lebih fleksibel bagi kami yang atlet dan berprestasi,” ujarnya.
Ayorbaba mengangkat topi atas perjuangan anak asuhnya. Ia bangga atletnya berjuang habis-habisan demi meraih prestasi untuk Tanah Papua.
“Saya bersyukur bahwa atlet kami punya daya juang dan semangat yang tinggi. Dia bertarung berdarah-darah di turnamen itu. Dengan kondisi carut marut seperti itu, atlet kami masih bisa bertarung dengan semangat juang tinggi,” kata Ayorbaba.
Peta persaingan
Bagi Piuw, semua lawan yang akan dihadapi pada PON XXI di Aceh – Sumatera Utara semua punya kualitas yang bagus. Dia tak mau memandang remeh kekuatan lawan yang menurutnya juga punya persiapan yang matang.
“Soal lawan terberat, bagi saya semua lawan sama kuatnya, karena semua sama-sama latihan, yang terpenting saya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” kata Piuw.
Ayorbaba sudah mulai mereka-reka peta persaingan cabang olahraga muaythai pada PON XXI. Menurutnya, lawan terberat Piuw adalah atlet Pelatnas asal Jawa Tengah, Jalu.
“Oskar waktu di PON XX itu dapat perunggu kelas 67 kg, dan lawan dia waktu itu bernama Jalu, dari Jawa Tengah. Sekarang mereka naik di kelas 71 kg. Kemarin Oskar juga kalah dari Jalu di semifinal. Kita akan lihat di PON XXI besok. Dari hasil Sport Tourism itu sudah kelihatan ada perkembangan,” kata Ayorbaba.
Menurutnya, Piuw punya rekam jejak yang bagus karena pernah meraih medali perunggu PON XX Papua. Ia juga mampu mengalahkan atlet Pelatnas ada ajang Sport Tourism.
“Oskar waktu dapat perunggu di PON XX Papua, dia sama sekali tidak pernah ikut kejuaraan tingkat nasional. Jalu itu memang lawan yang berat, karena saya pernah melatih dia di Pelatnas. Sandi Hidayat juga atlet Pelatnas, dan pertemuan mereka kemarin itu jadi tolak ukur kami.” (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!