Jayapura, Jubi – Tim Muaythai PON Papua adalah salah satu penyumbang medali terbanyak bagi Kontingen Papua dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua 2021. Kini, mereka kesulitan untuk mempersiapkan atletnya berlatih menghadapi PON XXI Aceh – Sumatera Utara. Mereka terpaksa menggelar pemusatan latihan secara mandiri, menggunakan dana pribadi.
Tim Muaythai PON Papua telah meloloskan lima atletnya ke PON XXI Aceh – Sumatera Utara melalui babak kualifikasi Pra-PON pada 2023. Kelima atlet itu adalah Yael Konstantina Awom (Tanding Kelas 48 kg Putri), Muhammad Bayan Hamid (Tanding Kelas 48 kg Putra), Rahmad Rizal Ghozali (Tanding Kelas 60 kg Putra), Lambert Yarisetouw (Tanding Kelas 67 kg Putra), dan Oskar Silvester Piuw (Tanding Kelas 71 kg Putra).
Pemusatan latihan mandiri Tim Muaythai PON Papua digelar di Surabaya, Jawa Timur, dan sudah berjalan sejak Januari 2024. Pemusatan latihan yang dibiayai dengan dana pribadi itu hanya diikuti empat atlet. Keempat atlet itu mengawali pemusatan latihan masing-masing secara terpisah dan tidak bersamaan.
Seorang atlet muaythai lainnya belum bergabung dengan pemusatan latihan itu, karena tidak bisa membiayai sendiri latihannya. Ia menunggu kucuran dana Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua kepada Tim Muaythai PON Papua.
Pelatih Tim Muaythai PON Papua, Donny Ayorbaba menyatakan pemusatan latihan di Surabaya itu dibiayai sendiri oleh para pelatih dan atlet muaythai Papua. “Kami tetap melakukan persiapan, sejauh ini dan tidak mengendurkan latihan sesuai periode [latihan],” kata Ayorbaba.
Menurutnya, terbatasnya kucuran dana dari KONI Papua kepada pengurus cabang olahraga mempengaruhi persiapan dan pemusatan latihan para atlet, termasuk atlet muaythai. Para atlet membutuhkan suplemen dan asupan nutrisi, perlengkapan latihan, maupun kebutuhan lainnya. Ayorbaba menyatakan pemusatan latihan di Surabaya telah berjalan enam bulan, namun Tim Muaythai PON Papua baru dua kali menerima kucuran dana bantuan dari KONI Papua.
“[Kurangnya kucuran dana] sangat berpengaruh, karena atlet kami butuh gizi dan makanan yang sesuai karena intensitas latihan yang semakin meningkat. [Atlet kami] juga [butuh] seragam latihan. Hal kecil itu saja berpengaruh [bagi atlet]. Kami berharap perhatian Pemerintah Provinsi Papua,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Rahmad Rizal Ghozali, atlet muaythai Papua. Ia mengatakan dirinya bersama tiga rekannya menjalani pemusatan latihan mandiri dengan menggunakan uang sendiri.
“Semua keperluan kami masih menggunakan uang sendiri, dari pelatih maupun dari kami sendiri. Kami butuh perhatian pemerintah, karena kami di sini punya target untuk berpretasi dalam PON XXI nanti,” kata Rahmad.
Atlet muaythai Papua lainnya, Oskar Silvester Piuw mengaku kondisi pemusatan latihan timnya sangat memprihatinkan. “Kami baru dua kali dibantu KONI Papua. Pada pemusatan latihan ini, kami belum mendapatkan bantuan sama sekali,” kata Piuw.
Optimis raih medali
Sekitar tiga tahun silam, Tim Muaythai PON Papua menjadi juara umum cabang olahraga muaythai PON XX Papua 2021. Mereka menjadi gelar itu setelah meraih enam medali emas, empat medali perak, dan tiga medali perunggu PON XX Papua.
Dengan situasi pemusatan latihan yang serba terbatas, sulit bagi Tim Muaythai PON Papua untuk mengulangi prestasi itu dalam PON XXI nanti. Meskipun begitu, tim muaythai tetap berlatih dengan intensif,
“Kami tetap latihan dengan tidak mengurangi program yang sudah disiapkan. Kita tetap latihan sesuai periode latihan. Saat ini, kami sudah ada di [masa] persiapan khusus, dan progresnya cukup signifikan,” kata Donny Ayorbaba.
Tim muaythai Papua juga sudah melakukan beberapa pertandingan uji coba di Malang, Jawa Timur, dan hasilnya sangat memuaskan. Dengan sisa waktu persiapan menuju PON XXI, Ayorbaba tetap mengharapkan dukungan dana dari Pemerintah Provinsi Papua melalui KONI Papua.
“Kami berharap dukungan anggaran pemerintah bisa segera dicairkan ke KONI [Papua], sehingga kami juga bisa memaksimalkan persiapan kami, dan atlet juga bersemangat. Saya salut dengan atlet saya, karena mereka tidak pernah mengeluh dan tetap berlatih,” ujarnya.
Ayorbaba mengakui sulit mematok target prestasi dalam PON XXI. Namun ia optimis target satu medali emas PON XXI Aceh – Sumatera Utara akan terpenuhi.
“Kalau atlet kami semua memulai pemusatan latihan bersamaan, saya berani menjamin kami bisa menargetkan tiga medali emas. Tapi karena mereka [memulai pemusatan latihan] tidak berbarengan, jadi target kami hanya satu medali emas,” katanya.
Ayorbaba menyatakan penentuan target medali Tim Muaythai PON Papua dalam PON XXI akan ditentukan perkembangan latihan hingga Agustus 2024. Pasalnya, sejumlah tim lawan menggelar persiapan yang lebih serius, bahkan kerap mengikutkan atletnya dalam pertandingan uji coba di luar negeri.
Menurut Ayorbaba, timnya ingin mempersembahkan prestasi bagi Papua. “Kami berjuang bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk harga diri Tanah Papua. Walaupun belum ada uang, tapi kami sudah berlatih habis-habisan,” pungkasnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!