Dogiyai, Jubi – Bupati Kabupaten Dogiyai Yudas Tebai membeberkan program kerja 100 hari yang akan dilakukannya bersama Wakil Bupati Yuliten Anouw untuk mewujudkan visi ‘Dogiyai Kuat, Dogiyai Cerdas, dan Dogiyai Maju’.
“Dalam 100 hari kerja, kami akan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah di Kabupaten Dogiyai. Selain itu kami juga akan melakukan kunjungan ke pasar-pasar yang ada di Kabupaten Dogiyai,” katanya kepada sejumlah wartawan di halaman Gereja Katolik Santo Petrus Mauwa, Rabu (5/3/2025).
Tebai menjelaskan, dalam program 100 hari ke depan ia akan memerintahkan kepala-kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah), ASN (Aparatur Sipil Negara), dan staf di Pemkab Dogiyai agar berbelanja hasil dagangan pedagang asli Papua.
“Bupati maupun OPD, ASN, dan staf saya akan perintahkan untuk berbelanja barang jualan milik masyarakat atau pedagang yang berjualan di tepi jalan,” katanya.
Tebai juga akan melakukan perampingan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Banyak OPD yang tupoksinya tumpang-tindih, sejak 2017 sampai saat ini OPD -OPD yang ada tapi tidak penting akan kami gabungkan,” ujarnya.
Ia juga akan melakukan penataan birokrasi pemerintahan dan melakukan penyesuaian.
“Kami juga akan melakukan perubahan, namun sebelumnya kami akan melakukan persiapan-persiapan dari semua aspek kehidupan,” katanya.
Semua program, kata Tebai, akan dijalankan setelah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Dogiyai bersidang. Setelah itu barulah ia akan merampingkan struktur birokrasi. Ia juga akan memberikan sanksi kepada ASN yang tidak berada di tempat tugas.
“Saya harapkan agar Aparatur Sipil Negara asal Kabupaten Dogiyai yang selalu tidak aktif agar kembali ke Kabupaten Dogiyai,” ujarnya.
Tebai menjelaskan, pada Senin depan (10/3/2025) ia akan melakukan apel perdana. Karena itu ia berharap semua ASN yang berada di luar Kabupaten Dogiyai untuk segera kembali.
“ASN asli Dogiyai itu wajib punya rumah di Dogiyai, bukan tinggal di kos-kosan, karena pegawai, para pejabat yang tinggal di kos-kosan moanemani, kemudian masyarakat semua tampung di situ, kemudian nanti di kampung sana itu mereka lupa anak, lupa istri, sehingga pegawai orang asli wajib punya rumah. Kami akan lakukan perubahan struktur, juga wajib punya rumah di Dogiyai, kalau tidak punya rumah silakan cari kerja di tempat lain,” katanya.
Tebai berjanji akan memberikan sanksi kepada ASN yang jarang masuk kantor.

“Ada aturan kami akan terapkan, kami punya sanksi sendiri, seorang ASN tidak melaksanakan kerja tiga bulan maka gaji ditangguhkan, nanti mereka melaksanakan tugas baru akan dibayar,” katanya.
Ia juga akan mendorong terbentuknya sekolah-sekolah adat di Kabupaten Dogiyai, terlebih di wilayah perkotaan.
“Kami akan mendukung ada tokoh-tokoh intelektual yang mendorong sekolah-sekolah adat di Kabupaten Dogiyai agar adat-budaya tidak punah,” ujarnya.
Terkait pelayanan kesehatan, Tebai bakan melakukan inspeksi mendadak ke rumah sakit dan puskemas.
“Kami akan melakukan inspeksi mendadak ke puskesmas untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan lancar,” katanya.
MBG kembali ke pangan lokal
Terkait pelaksanaan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar di Kabupaten Dogiyai, Yudas Tebai, akan mengutamakan pangan lokal.
“Kami sudah menyampaikan kepada gubernur [Gubernur Papua Tengah) bahwa mekanisme pengelolaan MBG itu harus diubah. Apalagi kalau dana itu nanti digunakan dari APBD kabupaten maupun dari APBN, mekanisme harus diubah karena kebanyakan yang kita lihat menolak kebijakan tersebut,” katanya.

Tebai menjelaskan bahwa dulu ada PMTAS atau Program Makanan Tambahan Anak Sekolah. Waktu ia masih SD program tersebut diberlakukan di sekolah-sekolah dan menurutnya itu sangat baik.
“Program PMTAS yang dikelola oleh guru-guru di sekolah dampaknya itu cukup luar biasa. Dengan pengalaman seperti itu MBG yang sekarang ini diubah mekanismenya, itu dikelola oleh mama-mama di gereja atau lembaga-lembaga yang berkompeten di bidang ini, seperti wanita Katolik, di Kingmi Perkawan, seperti itu kasih ke mereka untuk kelola makanan bergizi gratis,” ujarnya.
Pengelolaan MBG, kata Tebai, apabila diberikan ke sekolah akan tidak maksimal dikelola. Karena itu, lebih baik diberikan kepada lembaga atau mama-mama yang berpengalaman.
“Agar program MBG ini tepat sasaran di kalangan siswa di Kabupaten Dogiyai,” katanya.
Harapan warga
Pemuda asal Kabupaten Dogiyai Arnold Douw berharap agar bupati dan wakil bupati baru selama 100 hari kerja dapat memberikan dampak kepada masyarakat.
“Kami rakyat mendukung aktivitas Pemkab Dogiyai yang mengusung visi ‘Dogiyai Kuat, Dogiyai Cerdas, dan Dogiyai Maju’. Untuk itu perlu keterlibatan semua pihak, termasuk lapisan masyarakat untuk mendukung bupati terpilih agar bisa menjalankan roda pemerintahan dengan baik,” katanya.
Warga Dogiyai lainnya, Yance Goo berharap janji-janji kampanye yang disampaikan Yudas Tebai dan Yuliten Anouw perlu direalisasikan selama lima tahun kepemimpinanannya.
“Kebutuhan rakyat hari ini adalah pembangunan yang lebih nyata dan bersama Bapa Bupati baru ini harapan besar bahwa pembangunan akan berjalan dengan lancar,” katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!