Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Kota Jayapura menyebutkan jumlah kasus pasien Infeksi Menular Seksual atau IMS di Kota Jayapura dalam dua tahun (2022-2024) tercatat sebanyak 2.495 kasus.
“Penyebabnya adalah kebiasaan berhubungan intim atau aktivitas seksual lainnya tanpa pengaman yang terus terjadi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari kepada Jubi.id menjawab pesan WhatsApp, Sabtu (15/3/2025).
Antari menjelaskan jumlah kasus IMS itu tercatat sejak periode 2022 sebanyak 574 kasus, kemudian 2023 sebanyak 346 kasus, dan 2024 sebanyak 1.575 kasus. Ia megatakan angka IMS pada 2024 lebih tinggi sehingga perlu lebih banyak dilakukan sosialisasi terkait bahaya IMS kepada masyarakat di Kota Jayapura.
“Sebelumnya pada 2022 dan 2023 kita lihat tidak begitu meningkat, tapi 2024 peningkatannya sangat drastis. Perlu banyak sosialisasi terkait hal ini kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Antari, Dinas Kesehatan Kota Jayapura sangat membutuhkan respon masyarakat untuk terlibat dalam sosialisasi yang dilakukan pihaknya. “Supaya upaya kami tidak sia-sia,” ujarnya.
Terkait capaian IMS di Kota Jayapura, kata Antari, pada 2022 tercatat mencapai 6.739, kemudian 2023 mencapai 1.288, dan 2024 mencapai 3.605. Total pada periode 2022-2024 sebanyak 11.632. “Jumlah yang sangat tinggi, kami upayakan lebih maksimal tahun ini,” ujarnya.
Capaian IMS adalah keberhasilan atau pencapaian dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan IMS, termasuk penurunan angka kasus, peningkatan kesadaran masyarakat, dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Antari mengingatkan masyarakat kalangan anak muda usia produktif yang telah terlibat aktif secara seksual agar selalu menghindari kebiasaan berhubungan intim secara tidak aman.
“Harus lebih menyadari pentingnya menggunakan pengaman. Berhubungan intim tanpa pengaman itu tingkat resikonya tinggi, terutama berganti-ganti pasangan. Kalangan anak muda kota ini, saya harapkan partisipasinya untuk saling mengingatkan juga,” katanya.
Kepala Puskesmas Elly Uyo Polimak, Welem Eppang berharap temuan kasus IMS tahun ini di wilayah kerjanya lebih menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. Apabila jumlah kasus IMS tercatat menurun, katanya, artinya kesadaran masyarakat sudah lebih meningkat terhadap bahaya dan penyebab IMS.
“Sebenarnya naik dan menurunnya jumlah kasus IMS tahun ini nantinya menjadi warning juga. Bisa saja pasien yang terdeteksi IMS itu hanya sebagian kecil, karena mereka itu yang sadar untuk periksa, sedangkan bisa jadi juga sebagian besar belum datang periksa dan sebenarnya sudah tertular IMS. Intinya kesadaran untuk periksa diri harus ada,” ujarnya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!