Sentani, Jubi – Sanggar Seni Robongholo memukau penonton dengan pertunjukan seni drama bertajuk Pesona Papua yang digelar di Ekowisata Dusun Sagu Ebha Hekhe, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, pada Rabu (22/1/2025). Drama ini menyuarakan isu lingkungan dengan balutan seni budaya khas Papua.
Pertunjukan dimulai dengan tiupan kerang, menandakan dimulainya kisah. Seorang pemuda dengan busur dan panah muncul di panggung, menggambarkan suasana perang. Tidak lama, seorang pemuda lain masuk untuk mendamaikan mereka. Adegan berlanjut dengan kehadiran perempuan yang menari diiringi alunan lagu Tanah Papua. Mereka membawa benda-benda khas Papua seperti tifa, tomako batu, noken, dan pelepah sagu yang mencerminkan kekayaan budaya Papua. Di penghujung pertunjukan, sebuah puisi dibacakan, menyerukan pentingnya menjaga kelestarian dusun sagu.
Ketua Sanggar Seni Robongholo, Jimmy Ondikeleuw (39), menjelaskan bahwa drama ini ingin menggambarkan kekayaan Tanah Papua yang tak hanya terbatas pada sumber daya alam, tetapi juga budaya yang beragam.
“Kekayaan tanahnya, hutannya, lautnya, dan budayanya banyak sekali. Dalam pertunjukan tadi, ada noken, piring mas kawin, tomako batu, dan budaya makan pinang. Semua itu dikemas dalam satu performa yang disebut Pesona Papua, diiringi lagu Tanah Papua tanah yang kaya,” ujar Ondikeleuw kepada Jubi.

Namun, Ondikeleuw juga menyoroti bahwa meski Papua kaya, tidak semua masyarakat bisa menikmati kesejahteraan tersebut. Ia menekankan pentingnya persatuan tanpa memandang perbedaan fisik.
“Hari ini masyarakat masih berdiri masing-masing. Masih berpikir soal saya keriting, dia lurus rambut, saya hitam, dia putih. Padahal bukan soal itu. Siapapun dia, keriting, lurus, putih, hitam, maka saya adalah Papua,” tegasnya.
Ia berharap, pesan dari drama ini dapat menginspirasi setiap orang yang tinggal di Tanah Papua untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Salah seorang pengunjung, Ros Weyai (27), mengaku kagum dengan pertunjukan ini. Menurutnya, drama tersebut luar biasa karena menyuarakan isu lingkungan dengan cara yang kreatif dan menggugah.
“Penampilan tadi sangat luar biasa dan keren karena melalui gerakan anak muda, mereka menyuarakan pentingnya perlindungan dusun sagu,” kata Weyai.
Pagelaran ini bukan hanya hiburan, tetapi juga media edukasi yang efektif, mengingatkan penonton akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya Papua. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!